Kamis, 26 Juli 2012

Trip before Ramadhan (Part III): Tengah Hari di Pantai Ujung Genteng



Ombaknya jauh di tengah
Setelah mondar-mandir melihat kamar dan berdiskusi, akhirnya kami memilih dua kamar yang terletak berdampingan. Ada fasilitas kamar mandi di dalam, televisi, DVD player, dan AC. Jauh sekali dari kesan backpacking ya? :P Yaa setelah berdiskusi, kami memilih kamar dengan fasilitas ini karena kami telah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Jadi sebaiknya juga kami menginap di tempat yang nyaman juga untuk beristirahat. Eh, tapi kami ke sini memang untuk jalan-jalan sampai lelah, bukan? :p. Yaa lumayan lah, kamar kami dingin, setidaknya fasilitas AC yg paling bermanfaat bagi kami. Sisanya, televisinya warnanya nggak jelas, DVD player? Colokannya justru kami gunakan untuk men-charge alat narsis kami alias kamera dan ponsel :D


Pantau UG siang hari
Sesampainya di kamar, para cewe langsung rempong membersihkan diri, sholat, dan bersiap-siap menjelajah. Para cowo? Hmmm…sepertinya kelelahan langsung menempel di tubuh mereka sehingga mereka lebih memilih untuk hibernasi di kamar. Emang dasar saya sudah gatal ingin main di pantai. Selesai sholat, saya langsung mengajak Hanum untuk lebih dulu ke pantai, kami nggak mandi dulu :D. Lia dan Ageng belum bersiap karena mereka ingin mandi dulu *rajin banget siih* :p. Oh iya, sebelum ke pantai, kami juga rempong mengoleskan krim sunblock atau sunscreen, apapun namanya, fungsinya untuk mencegah kulit dari pengaruh buruk sinar matahari. Awalnya saya cuek saja tidak memakai krim itu, tetapi setelah saya pikir-pikir, daripada sepulang berlibur kulit saya jadi belang, kan nggak keren :p. Saat memakai sunblock, sempat bertanya kepada yang lain mengenai jumlah SPF yang digunakan dalam produk yang kami gunakan masing-masing. Saya pun sempat meminta sunblock Hanum, padahal sebelumnya sudah memakain sunblock milik sendiri. Sunblock saya SPF-nya 30 ditambah sunblock hanum yang SPF-nya 30. Jadi, totalnya saya menggunakan sunblock dengan SPF 60…hahahha..sepertinya penjumlahan matematika tidak berlaku dalam pemakaian sunblock yang lebih dari satu kali :D.
Airnya surut

Di atas kumpulan karang
Sesampainya di pantai, ternyata laut sedang surut. Banyak karang yang terlihat di permukaan laut. Selain itu, ombak pun hanya dapat dilihat dari kejauhan. Saya dan Hanum mulai menyusuri pantai seolah menyapa penghuni-penghuninya. Kami juga sempat melihat dan memotret bintang laut, rumput laut, dan permukaan laut yang terlihat hijau karena rumput laut dan lumut di karang. Kami sebenarnya sudah ingin ke tengah laut untuk menghampiri ombak, apa daya di tengah perjalanan menuju ke tengah, kami malah bertemu ular laut.. Heran, nggak pacet, nggak ular laut, kenapa jalannya sembarangan siiiih?-___-“ Tak lama, Ageng dan Lia menyusul. Kami lantas pergi ke sebuah kumpulan batu karang yang cukup besar. Berlompatan, berjinjit, diselingi gurau dan canda. Saya sampai lebih dulu di karang, melambai-lambai ala nakhoda yang baru turun dari kapal nyasar ke arah mereka :p. Karang ini terlihat agak berbeda dari kejauhan, setelah saya dekati, ternyata karang ini sepertinya berasal dari cangkang kerang-kerang yang ada di laut. Saya masih melihat bentuk cangkang kerang tersebut di permukaan karang. Tidak semua permukaan karang seperti itu memang, tetapi sebagian besar karang yang ada di ujung hampir semuanya tertutup cangkang kerang.
Setelah mencapai karang paling ujung, kami berfoto dengan pose yang berbeda-beda. Dari mulai gaya foto model amatir sampai gaya super hero dan kami tidak pernah kehabisan gaya. Antara norak dan narsis memang beda tipis :p. Sampai kemudian kami menyadari, sudah cukup lama kami bermain. Kami pun memutuskan untuk kembali ke tepi  pantai. Tampaknya, matahari pun semakin garang memancarkan sinarnya. Saat berjalan, tiba-tiba saya dan Hanum melihat boat terparkir dengan manisnya. Ide licik pun langsung melintas di benak kami. Yak, kami berniat untuk foto di boat itu. Hanum saya persilakan untuk lebih dulu saya foto. Baru satu kali jepret dan berniat pindah posisi, saya melihat tulisan bahwa boat itu dilarang dinaiki. Sudah nasib, saya pun mengurungkan niat untuk berfoto di sana. Eh, ternyata Ageng dan Lia cuek saja walau sudah saya beritahu mengenai peringatan tersebut. Dengan konyolnya mereka malah minta difoto dengan gaya maling :D.
Bukan saya pelakunya :p
kabur sebelum ketahuan yang punya :D
Kami melanjutkan berjalan menyisiri pantai menuju penginapan. Di tengah jalan, ada aja kejadian konyolnya. Entah kenapa, tiba-tiba Hanum mengalami kram di kakinya. Lia sang pemijat handal pun langsung mengeluarkan jurus-jurus pamungkasnya. Kami yang berkerumun berempat terlihat seperti tukang pijit dadakan yang baru saja membuka panti pijat di pinggir pantai :p. Karena sudah terlanjur duduk-duduk (Hanum bahkan sampe tiduran) di pinggir pantai. Kami melanjutkan kegiatan narsis kami lagi, yak..foto-foto :D. Dimulai dari ucapan salah seorang di antara kami yang merasa kulitnya menjadi lebih gelap, kami pun berinisiatif membuktikan kulit tangan dan kaki siapa yang paling putih, haha… Nggak penting memang, tapi jujur saja, memotret tangan dan kaki ini juga pernah kami lakukan sebelumnya. Hmm..mungkin perbuatan ini  bisa disebut kamseupay juga sih.. Biarin lah, yang penting kami senang :p.
siapa paling putih? :p
siapa paling hitam? :p
pertolongan pertama pada kram
Berfoto itu memancing kreativitas, setidaknya, itu bagi kami. Setelah kami berfoto dengan pose macam nggak penting seperti tadi, kami justru mendapat ide untuk foto sambil tengkurap *ide kreatif macam apa pula ini :D*. Ide ini mungkin terinspirasi dari video-video klip penyanyi dengan latar pantai yang indah. Untung saja, kami tidak berniat untuk membuat video klip lagu di situ :p. Tapi, benar loh, hasilnya tidak mengecewakan. Seperti berfoto di studio foto beneran *ngarep* :D. Selesai berfoto-foto dan sampai di depan penginapan. Kami mampir ke sebuah warung. Baru terasa di sini, ternyata bermain di pantai itu membuat kami lapar. Ya iya lah ya, kami terakhir makan kan pukul tujuh. Itu pun hanya diisi lontong. Kurang nampol :D. Kami lantas memesan mi instan di warung. Sluurrp..mi ini terasa lebih nikmat dari biasanya, mungkin karena saya memang lapar :D.
model wanna be :p


ala studio alam
Selesai mengisi perut dan tiba di penginapan. Mulailah kami membuat rusuh di kamar para cowo. Ada yang berniat membangunkan, ada yang justru memotret-motret yang sedang tidur nyenyak *sumpah, iseng banget :p*, ada juga yang sibuk mengobrak-abrik cemilan. Intinya sih hanya ingin memberi tahu kalau mau makan, silakan ke warung depan untuk beli mi instan :D. Kami pun bersiap-siap untuk destinasi selanjutnya, Pantai Pangumbahan. Sejak di warung, saya sudah mengajukan diri untuk pergi ke Pangumbahan dengan berjalan kaki. Saya ingin menikmati perjalanan ini. Setelah didiskusikan bersama, karena saya keukeuh sumekeuh ingin berjalan kaki :p, Ageng akan menemani saya. Hanum juga tadinya ingin ikut. Tapi kemudian diputuskan dia akan menyusul ke Pangumbahan dengan Lia dan para cowok dengan si avanza silver. Kira-kira pukul 15.00, saat matahari sedang cakep-cakepnya, kami pun melangkah demi menyaksikan pesona lain yang ada di pantai yang jauhnya sekitar tujuh kilometer dari penginapan ini.

berjalan di tepi pentai.. *nyanyi* :D

3 komentar:

  1. Pacet sama ular hidupnya di alam, jadi terserah dia mau jalan sembarangan, alam rumahnya dia, haha :P

    BalasHapus
  2. Barangkali pacet dan ular penggemar setia ririn kali ya. Ada di mana-mana layaknya paparazzi mengejar idolanya :p

    BalasHapus
  3. Saya pikir trilogi... tapi kyanya masih ada lanjutannya nih kisah.. smoga kluarnya gak tahun depan..huehuehue

    BalasHapus