Kamis, 29 Juni 2017

Hutan Mangrove PIK: Wisata Dekat yang Tetap Memikat

Hijau-hijau si hutan mangrove~


Assalaamu'alaikum...
Seperti biasa, ini trip yang sudah lama berlalu, tapi belum sempat dituliskan di blog ini 😁 Diawali dengan keinginan ke hutan mangrove yang sudah sejak dahulu kala~ Pas weekend, coba-coba ngajak temen yang biasa diajak trip dadakan juga a.k.a Gea. Temen kantor yang satu ini yang paling sering saya ajak pergi bareng. Tapi akhir-akhir ini udah jarang banget karena doi udah lumayan sering dinas dan terbang  ke daerah yang lebih jauh~ 😂.


Masih banyak gedung sebagai background 😂

Alhamdulillah, waktu diajak ke hutan mangrove ini, doi bisa dan mau. Kami lantas cari-cari info tentang alat transportasi yang akan membawa kami ke sana. Ternyata cukup mudah. Kami hanya tinggal naik transjakarta dari halte Harmoni dan naik jurusan Pantai Indah Kapuk (PIK). Kami pun janjian bertemu di halte Harmoni. Yang pe-er sebenarnya sih buat saya adalah transportasi dari rumah saya menuju halte Harmoni itu 😂. Tapi tak perlu khawatir, dari Bekasi saya hanya perlu naik kereta menuju stasiun Juanda, dari stasiun Juanda itulah saya naik transjakarta menuju halte Harmoni. Mungkin ada lagi ya rute yang lebih singkat, tapi waktu itu, saya menggunakan rute tersebut.

Bangunan yang (mungkin) dijadikan penginapan

Saya menunggu bus transjakarta menuju PIK sekitar setengah jam. Perjalanan menuju PIK pun tidak terlalu lama, sekitar satu jam. Sebelumnya, kami sudah mendapat informasi dari teman Gea yang belum lama ke hutan mangrove tersebut kalau kami dapat turun di depan sekolah Budha yang besaaaaaaaaaaaaaaar sekalii~ (emang gede banget!) namanya Tsu Chi (hasil googling). Menurut teman Gea, dari situ kami hanya perlu berlu berjalan kaki karena letaknya persis di belakang sekolah tersebut. Dari awal, saya sudah mewanti-wanti Gea untuk menanyakan ke temannya tentang hutan mangrove yang saya maksud. Bukan apa-apa, sebelumnya adik saya pernah bercerita kalau hutan mangrove yang dia datangi berbeda, menurutnya pemandangannya tidak terlalu bagus dan harga tiketnya murah banget (kalau gak salah hanya Rp2.000). Hutan mangrove yang pemandanganny bagus itu harga tiketnya jauh lebih mahal. Gea juga sudah meyakinkan saya bahwa hutan mangrove yang didatangi temannya memiliki htm Rp25.000. Baiklah, saya percaya kami tidak akan nyasar kalau begitu... 😂
Jalan-jalan di antara mangrove
Alhamdulillaah kami sampai dengan selamat! horeeee!😆 Harga tiketnya memang Rp25.000 daaaan cukup banyak antrean. Iyap, saat kami ke sana memang sedang long weekend jadi sepertinya banyak juga yang berpikiran seperti kami: berwisata ke tempat yang dekat.😁 Yang dapat dilakukan di sana? FOTO-FOTO hahahahhaaha... kayanya ini memang tempat khusus untuk foto-foto dan melihat pemandangan. Buat saya sih gak masalah, asal bisa lihat yang hijau-hijau (baca: pohon) atau yang biru-biru (baca; air laut/awan). Selebihnya, kami hanya beli cemilan dan kelapa muda. Kelapa muda dijual dengan harga Rp15.000. Untuk snack atau cemilan ringan kayanya harganya juga tidak jauh berbeda. Sayangnya, saya dan Gea sama sekali tidak bawa makanan apa-apa, jadi kami sempat merasa kelaparan di sana. Apalagi penjual camilan juga dipadati pengunjung yang banyaaak sekali. Jadi, selama di sana, kami hanya jalan-jalan yang beneran jalan kaki, foto-foto, dan istirahat sambil ngemil sebelum akhirnya kami pulang. Gak langsung pulang sih, kami sempat mampir dulu ke mal terdekat dari situ untuk makan beraaaat *ujung-ujungnya nge-mall 😂
Mangrove yang dinamai penanamnya, mungkiin...

Bangunan lain yang juga (mungkin) disewakan

Sebenarnya, di hutan mangrove tersebut juga ada semacam bangunan yang disewakan untuk menginap. Namun, sejauh langkah kaki kami selama mengitari kawasan tersebut, kami tidak menemukan bangunan yang sedang dihuni.. Mungkin hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu ya... 


Jalanan yang rusak :(
Oiya, sayangnya di beberapa tempat ada jalanan yang sudah rusak kayunya. Mungkin karena sudah terlalu lama ya, apalagi kayu yang digunakan sebagai jalan itu juga terkena air dan mungkin terlalu sering  menanggung beban yang cukup berat (semacam beban hidup, halah..😂) jadi, kayunya sudah mulai rapuh. Di jalan tertentu bahkan harus dilewati dengan cara melompat atau dengan berjalan perlahan-lahan dan ekstra hati-hati. Semoga segera dapat diperbaiki ya. 


Banyak sampahnya... :'(
Selain itu, masalah sampah sepertinya memang jadi masalah di semua tempat wisata, termasuk di hutan mangrove ini. Sayang banget kan kalau pemandangan alam yang indah jadi tak sedap dipandang karena sampah yang menyumpal di sana-sini..😢



Walaupun cuma bisa jalan-jalan, meskipun letaknya masih di Jakarta, wisata mangrove ini masih tetap layak didatangi kok. Setidaknya, di kawasan mangrove itu masih bisa melihat banyak pohon dan pemandangan alam. Jadi, biar pun letaknya dekat wisata ini tetap masih memikat hati para pengunjung. Wisata ini dapat menjadi alternatif buat yang ingin menikmati alam tapi masih di daerah Jakarta. Tapi, jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan ya! 😉
Makasiiih udah menemani jalan-jalan, Geee.. :*


See you on the next trip!😉

1 komentar:

  1. Ih sayang banget kayunya udah ada yang copot gitu. Waktu gue ke sana, emang udah lapuk sih. Sayang ya kalo ga dirawat, 2 tahun lagi bakalan sepi pengunjung.

    BalasHapus