Minggu, 22 Mei 2011

Mr. Brain, Film Drama Jepang yang Bukan tentang Cinta-Cintaan :D

Tsukumo Ryosuke
Sebelumnya saya tidak pernah berniat untuk mem-posting tulisan tentang ulasan film di blog ini. Jangankan film, buku saja tidak pernah saya ulas :D. Entah kenapa, bagi saya, membuat ulasan itu ibarat mengerjakan tugas kuliah. Yaaah...karena saat saya kuliah,  tugas mengulas buku selalu ada di hampir semua mata kuliah. Dan jujur saja, hanya beberapa buku yang menarik untuk dibaca (menurut saya). Karena sebagian besar buku yang diulas adalah buku sastra "kelas berat" yang "agak berat" juga bahasanya :D.

Nah, kenapa akhirnya saya mau mengulas tentang film Mr. Brain di blog saya ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena begitu menariknya film ini. Saya memang beberapa kali menemukan ketertarikan ketika menonton film yang menurut saya bagus. Tapi, untuk film yang satu ini, bagi saya, memerlukan lebih dari kata BAGUS. Daripada berlama-lama, lebih baik langsung saja saya ceritakan asal mula saya menonton film ini dan di mana letak lebih-dari-bagus-nya film ini.



Sebenarnya, film ini sudah lama bermukim di laptop saya. Saya mendapat film ini dari sepupu saya (matur nuwun sanget, teh! :D) sudah sejak lebaran tahun lalu (2010). Kenapa baru-baru ini saya tonton? Ini karena sejak saya les bahasa Jepang, sang sensei menganjurkan untuk menonton film drama Jepang untuk membiasakan pendengaran (iya gak sih, ini tujuannya? lupa.  :D). Yang saya ingat sih, dia menyarankan lebih baik menonton film drama (atau biasa disebut dorama) Jepang dibandingkan film animasi (atau yang biasa disebut anime). Nah, ketika saya membuka koleksi film di laptop adalah satu folder bernama "Mr. Brain (rating tertinggi di Jepang)" dan ketika pertama kali menontonnya saya langsung jatuh cinta sama Kimura Takuya *eh?* maksudnya, langsung suka sama film ini. Bagaimana sinopsis ceritanya? Jadi, begini... hmm.. Karena sudah banyak yang share tentang sinopsis film ini, silakan googling saja ya :D.

Sebagai pembuka cerita, saya jelaskan awalnya saja ya. Cerita diawali dengan penjelasan ilmiah tentang otak manusia. Tapi hanya beberapa menit. Selanjutnya, gambar yang ditampilkan adalah gambar seorang perempuan (cantik) yang nangis dan seorang laki-laki (cakep). Awalnya, saya sempat berpikir, "yaaaah...film cinta-cintaan deh niih..." -____-  Tapi ternyata tidak. Sebagian besar isi cerita lebih seperti film cerita detektif. Kenapa? Karena dari delapan episode film ini yaa semuanya isinya tentang kasus (sebagian besar pembunuhan) yang ditangani polisi. Bagaimana akhir ceritanya? Hmm...cukup menggantung :D. Tapi untuk sedih-sedihannya menurut saya "dapet" sih...  Saya sempat merasa terharu ketika menonton episode terakhir :P.
Tokoh-tokoh dalam Mr. Brain

Tokoh utama film ini adalah Kimura Takuya yang berperan sebagai Tsukumo Ryosuke seorang brain scientist dan baru bergabung di Institute of Police Science (IPS). Yang juga sering muncul adalah Ayase Haruka  yang berperan sebagai Yuri Kazune, asisten Tsukumo. Selain itu, tokoh yang cukup sering berhubungan dengan Tsukumo adalah Hayashida Toranosuke yang diperankan oleh Hiro Mizushima dan Tanbara Tomomi yang diperankan oleh Kagawa Teruyaki.  Sebenarnya, Hayashida adalah adalah tokoh favorit saya di film ini. Tokoh ini mengingatkan saya dengan tokoh Takagi di Detektif Conan.. :D Hayashida adalah asisten dari Tanbara yang bertugas di Metropolitan Police Department (MPD). Oh iya, ada lagi satu tokoh yang cukup menghibur, yaitu Musashi, hamster milik Tsukumo :D.  Cukup sekian tentang tokoh, lanjut ke latar.

Latar film ini, sebagian besar adalah Institute of Police Science (IPS) juga beberapa di Metropolitan Police Departement (MPD) dan tentu saja TKP. Tidak kalah dengan sebagian besar film barat, di film ini juga disajikan alat-alat berteknologi super canggih. Nah, di IPS ini ada beberapa bagian yang sesuai dengan tugasnya masing-masing. Setiap bagian memiliki alat-alat canggih dan saya selalu terkagum-kagum melihat orang-orang yang ada di setiap bagian dalam melaksanakan tugasnya. Bagian-bagian yang ada di IPS, adalah Traffic Science, Behaviorial Science, Forensic Science, Images Analysis, Sound and Voice Analysis, Chemistry Science, Biology Science, dan terakhir Brain Science (bagian Tsukumo). Setiap bagian mempunyai fungsi dan keunikan masing-masing yang tentu saja sangat menarik. Contohnya, di bagian Sound and Voice Analysis yang diteliti adalah suara manusia. Dari rekaman suara seorang manusia, kemudian jadi dapat diketahui usianya, tempat lahirnya, berat badannya, bentuk mukanya, bahkan juga dapat mengetahui suaranya ketika dewasa atau ketika masih kecil.

Selanjutnya, yang unik dari film ini. Banyak! :D. Saya sangat merekomendasikan film ini. Karena bagi saya pribadi, film ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga pengetahuan (aseeeek... :D). Contohnya, dari film ini, saya jadi tahu hubungan sarapan dengan kerja otak, cara kerja otak kanan dan otak kiri. Di film ini juga dijelaskan tentang cara mengetahui seseorang sedang berbohong atau tidak, cara agar seseorang terlihat lebih feminin atau maskulin, juga cara kerja otak dalam memandang warna dan tulisan. Wahhh..pokoknya masih banyak deh informasi lainnya. Informasi-informasi tersebut ada yang disampaikan dengan menarik dalam bentuk animasi (yang sumpah kocak banget) atau melalui penjelasan Tsukumo sendiri yang khas (dengan tampang dodol nan cerdas dan lucu). 

Banyak sekali adegan yang menarik di film ini. Semua aktor dan aktris-nya  bermain dengan sangat baik *sotoy*. Salah satu bagian film ini yang saya anggap menarik, yaitu ketika adegan Tsukumo yang sedang melihat-lihat majalah "dewasa" :D. Eit, jangan berpikir yang aneh-aneh dulu :p. Jadi, Tsukumo ini pernah menjalani operasi otak karena kecelakaan. Nah, dokternya saat itu mengatakan bahwa ada bagian-bagian dari otaknya yang mungkin tidak sama dengan saat sebelum dia operasi. Dokternya itu juga menunjukkan salah satu majalah "dewasa" yang (sebelum kecelakaan) sangat digemari oleh Tsukumo. Setelah dia operasi, dia sama sekali tidak merasa tertarik. Setiap kali dia membolak-balik majalah tersebut di lingkungan IPS, rekan kerjanya selalu menduga bahwa dia memang sangat suka melihat majalah-majalah seperti itu. Padahal justru saat itu dia tengah berpikir keras, kenapa sebelum dia operasi dia sangat suka melihat majalah seperti itu? Dan sampai akhir episode film ini, dia belum menemukan apa yang membuat dia (dulunya) menggemari majalah seperti itu :D.

Sekali lagi, saya ingin mengatakan bahwa film ini sangat layak untuk ditonton. Terutama bagi penggemar cerita detektif atau cerita lucu. Namun, bagi yang suka film tentang cinta-cintaan atau film "dewasa" :P, mungkin bisa jadi kecewa menonton film ini :D. Karena dalam film ini sama sekali tidak ada adegan khas percintaan, bahkan adegan ciuman pun tidak ada. Satu-satunya yang mungkin termasuk adegan "dewasa" adalah ketika gambar-gambar yang ada di majalah "dewasa" disorot kamera :D. Nah, tunggu apa lagi? Silakan menonton film ini, rasakan dan buktikan sensasi keluarbiasaannya ;).


NB.sumber gambar: kaskus.us, japanjdrama.com

5 komentar:

  1. mau nontoooon.... meskipun gue lebih suka cerita cinta2an dan "dewasa", tp gw suka cerita detektif2an.... download lamaaaa... haha

    BalasHapus
  2. hahaha...siniii...mana fd lo? smuanya cm butuh memori 4 giga kok.. :D

    BalasHapus
  3. waduh, FD gw ga ada yg 4 giga. haha kirimin email aja, hahaha sama aaaajjjaaaa....
    kapan deh lo ke kampus bawa laptop? biar gw skalian transfer gitu....

    BalasHapus
  4. kalo ke kampus titipin DVD gw dong Tusli ke Ririn, hahaha :D

    BalasHapus
  5. Kenapa komen gw gak masuk ya?..ini kayanya gw gak ditakdirkan doain Juna nih...
    soalnya di komen gw itu gw bilang:
    Semoga juna bisa berubah menjadi Tsukumo pasca operasi..wakakakak... (mudah2an komennya kali ini masuk):D
    Ayo Rin, ke dojo bawa pilemnya ya, gw copy deh...

    BalasHapus