Kamis, 24 Mei 2012

Rasanya Kemping



    Ada yang pernah kemping? Sebagian orang mungkin sudah sering melakukannya, sebagian lagi, seperti saya: belum pernah. Tapi sekarang sudah pernah. Kemping pertama saya, saya lakukan akhir tahun lalu (tahun 2011). Saya memang sering jalan-jalan, tapi lucunya, saya belum pernah mengalami rasanya kemping di ruangan terbuka, tidur di tenda, masak seadanya, dan lain-lainnya itu :D. Awal mula saya ikut kemping karena diajak oleh Ageng. Acara kemping ini merupakan bagian dari acara pramuka di sekolahnya. Kami berangkat pada malam hari, hanya membawa satu tenda yang (kata Ageng) cukup besar. Rombongan kami (saya, Ageng, Juned, Hanum, Kenny, Femmy) di tambah dua orang lagi adik kelasnya Ageng (lupa namanya) berangkat pada malam hari menuju kawasan Cidahu. Ya, kami kemping di Cidahu.


     Dalam perjalanan, selalu ada cerita. Begitu pula perjalanan ini. Diawali dengan berisiknya salah satu anggota rombongan karena lapar dan akhirnya makan di dalem angkot. Angkot yang mogok di tengah jalan sampai akhirnya kami harus jalan kaki malam-malam melewati jalan yang menanjak. Hingga akhirnya, jeng-jeng-jeng. Ternyata tempat kempingnya di bawah. Saat itu,  yang terlihat di depan saya hanya rimbunan pohon dan semak-semak. Bahkan, lilin, lampu, atau cahaya apapun itu sama sekali tidak ada. Untung, beberapa anggota rombongan ada yang sigap membawa senter (termasuk saya :p). Akhirnya, jalan licin bebatuan menurun pun kami lewati. Di tengah jalan, kami sudah diingatkan,”Nanti kalau sudah sampai, di-cek ya kakinya, siapa tau ada yang nempel” eaaaaaa..ternyata, memang benar. Ada lintah yang menempel. Dan saya adalah satu-satunya orang yang terkena lintah di antara semua anggota rombongan  (-_____-“) Saya tidak takut, tapi merasa geli kalau berurusan dengan hewan semacam lintah, cacing, dkk. Alhamdulillah, untung cepet ditolongin. Rokoknya Kenny berguna juga dalam kondisi itu :p.
          Sesampainya di TKP, yang ngerti soal tenda-menenda segera membuat tenda, yang lain hanya memperhatikan sambil minum teh anget (termasuk saya :D). Ahirnya, tenda berhasil dibuat yeaaay!!! Dulu, dulu sekali, saat masih SD, saya pernah membayangkan tidur di tenda. Sampai pernah membuat tenda di atas tempat tidur dengan selimut dan handuk. Saya lupa, tiang yang saya gunakan itu tiang apa, yang jelas, saya senang sekali karena bisa tidur di dalam tenda. Nah, saat itu saya pun gembira, akhirnya bisa tidur di tenda sungguhan *norak* :p Yang kebayang di otak saya saat itu, bisa tidur nyenyak, hangat, dan nyaman. Zzzz..
     Yaa..kenyataan memang tidak selalu sama dengan bayangan atau harapan. Tengah malam, eh, tengah pagi deng. Hujan deras turun. Kayaknya, karena tenda dipasang ala kadarnya, atau mungkin juga karena hujan yang terlalu deras, tenda kami kebanjiran, hahahha.. Pengalaman pertama kemping, eh kebanjiran pula. Lucu. Tapi, saking nyenyaknya saya tidur, saya baru terbangun ketika sleeping bag saya basah. Padahal yang lain udah ribet benerin tenda dibantuin sama si mas-mas :D
     Ampun deh, saya luar biasa ngantuk, akhirnya memilih tidur sambil duduk dengan di sekitar kami basah. Sleeping bag tidak berguna karena semuanya basah. Ageng dan Kenny pun akhirnya pindah ke tenda Femmy (tenda Femmy hanya bisa  untuk satu orang), sepertinya mereka tidak tidur sampai pagi. Di dalam tenda basah, hanya saya dan Hanum, berganti-ganti posisi yang penting bisa tidur :p Paginya, sudah bisa ditebak, semua kurang tidur. Juned bahkan juga ga tidur karena tenda besar (tempat anak-anak cowo + dapur) juga kebanjiran, hahaha. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang mengesankan. Saya mengalami rasanya kebanjiran di tenda. Dingin, ngantuk, laper, wah..udah macem-macem deh rasanya. Tapi ini juga pengalaman menyenangkan, akhirnya saya merasakan yang namanya berkemah di ruangan terbuka bersama teman-teman tersayang. Terima kasih Ageng, Kenny, Hanum, Femmy, Juned yang membuat perjalanan dan pengalaman ini begitu menyengkan dan menyegarkan :) Perjalanan kami tidak berhenti sampai di situ. Hari berikutnya, kami berkunjung ke Kawah Ratu. Tunggu di postingan berikutnya yaaa.. :D Kemping itu mengasyikan! Lain kali, saya akan mencobanya lagi (mudah-mudahan tanpa disertai kebanjiran) :p Yang penting, saya tau rasanya kemping! :D

6 komentar:

  1. Harusnya judulnya "Kemping Basah dan Lintah" Rin. hahaha. Nice post!

    BalasHapus
  2. Hanya bisa Ngakak... hahaha @hanum: bukan harusnya judulnya "Lintah dan Ririn". hahaha :P Gud!

    BalasHapus
  3. wuahahahah..gw cuma ketawa kyk orang gila...
    enaknya tu judul "heboh karena lintah" kali ya.. wuahahhahaha.... salah satu keuntungan perokok, siap adanya rokok..siap juga utk kondisi tak trduga macam itu..heheheh ;)

    BalasHapus
  4. Hanum: mungkin lebih pas kalo judulnya Kemah, Lintah, Basah :D
    Ageng: Banyak bagian yang disensor dalam cerita ini demi nama baik yang punya blog :D
    Kenny: Iya, tp cuma itu aja ya gunanya? :p

    BalasHapus
  5. Kemping banjir... asli baru denger.. soal lintah, brati uda ga perlu garem lagi..cukup rokok.. mantap Kenny

    BalasHapus
  6. @Anes: bukan rokoknya sebenernya sih, melainkan tembakaunya.. :D

    BalasHapus