Rabu, 15 Februari 2017

#Myworkmyadventure: Ternate, Pertama Kalinya ke Indonesia Timur

Pemandangan wow dari lobi hotel
Yuhuuuuu... mohoh maaf yaa kalau tulisan blog ini lompat-lompat dan tidak sistematis *halah😂. Jadi, kali ini saya mau membahas tentang perjalanan dinas saya yang terjauh selama tahun 2016. Yes, ini pertama kalinya saya dapat tugas untuk ke daerah Indonesia Timur. Kali ini, saya berkesempatan untuk mengunjungi Ternate, salah satu pulau sekaligus kota yang termasuk dalam wilayah Maluku Utara. Tugas ini datang secara mendadak, mungkin karena sebelumnya bukan saya yang sebenarnya ditugaskan ke sana 😁. Untuk persiapan tiket dan hotel, teman kantor saya sudah mengurusnya. Saya hanya diberitahu tanggal dan jamnya. Tapi, eng ing eng! Mentang-mentang perjalanan jauh, ternyata waktu terbangnya juga gak santai. Ini pertama kalinya saya dapat flight dini hari. Yes. At 01.45 WIB dan dijadwalkan tiba di sana sekitar pukul 07.25 WITA. Saya hari itu berasa jadi orang sibuk banget karena pada pukul 19.00 saya baru tiba di rumah dari acara kantor di Bogor 😂. Sesampainya di rumah langsung membereskan yang belum sempat di-packing. Rasanya badan mau istirahat tapi takut kebablasan alhasil cuma leyeh-leyeh (walaupun akhirnya juga ketiduran sekitar satu jam 😂).


Bandara tengah malam itu....

Oke, saat tiba di bandara hampir tengah malam. Saya sudah meniatkan diri untuk tidur selama perjalanan. Tapi apa mau dikata, kalau pakai maskapai yang satu itu memang belum apa-apa sudah disodorin makan melulu. Baru mau bersandar, meja sudah dibukakan oleh mbak-mbak pramugari. Karena sebelumnya juga saya belum makan, saya santap juga makanannya. Jadi berasa sahur di pesawat jam segitu makan makanan berat 😂. Saya sudah lupa berapa kali disediakan makan dan snack selama di pesawat. Yang jelas, itu adalah perjalanan terlama saya selama saya naik pesawat (iya, sebelumnya paling cuma 1-2 jam aja haha..).

Alhamdulillah, tiba di Bandara Ternate dengan selamat. Anggota rombongan juga lengkap.
Salah satu sudut kota yang cantik di Ternate

Alhamdulillah juga, anggota rombongannya baik-baik banget *iykwim* haha... Langsung dibawa ke hotel, menikmati sarapan di hotel. Ketika di bandara saya baru menyadari bahwa ponsel dgn provider x* saya tidak dapat sinyal di sini. Yak, ternyata hanya simpat* yang sinyalnya sampai ke sini 😂 saya segera mengecek ponsel provider simpat* saya dan mendapati baterainya hanya tinggal 3 bar.... ya sudahlah.. hahaha.. Pelajaran buat perjalanan berikutnya: pastikan jenis provider yang tersedia di provinsi yang akan didatangi 😅. Oke, mungkin masih gak ada masalah kalau hotel tempat kita menginap juga menyediakan layanan free wifi. Saya udah kesenengan ketika sarapan di lobi hotel ada wifi gratis. Eh, nggak taunya wifi memang hanya ada di lobi, yang artinya kalau mau internetan ya berbetah-betahlah nongkrong di lobi hotel 😂.

Karena saat sampai di hotel masih pagi, rombongan kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sampai saat siang hari tiba. Kami memutuskan untuk pergi mencari makan di luar. Kami akhirnya makan di rumah makan pinggir jalan. Semacam warung, tetapi makan disediakan dengan prasmanan sehingga kami dapat memilih sendiri seberapa banyak yang ingin dimakan. Harganya juga tidak terlalu mahal, seingat saya masih di bawah Rp20.000/porsi yang isinya sudah dengan sayur dan lauk-pauk (yang didominasi oleh ikan 😁).

Jalur aliran lahar Gunung Gamalama menuju laut
Selama perjalanan, si bapak supir cerita, wilayah Ternate ini kalau ditelusuri paling hanya menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam karena memang wilayahnya tidak terlalu luas. Tapi, Ternate ini masih lebih luas dibanding Tidore yang mungkin hanya perlu waktu sekitar setengah jam untuk berkeliling pulau. Sayangnya, saya tidak sempat menyeberang ke Tidore. Jadi, selama ada di Ternate, bapak supir ini mau mengantarkan kami ke beberapa tempat menarik sambil bercerita tentang tempat-tempat tersebut. Meski kadang tak kami singgahi, si bapak juga bersedia menceritakan tempat-tempat yang hanya sempat kami lewati. Dari bapak ini pula saya tahu ada suatu restoran yang pemandangannya sama dengan pemandangan yang ada uang pecahan Rp1.000,00. Ada pula jembatan yang di bawahnya seperti sugai tetapi tidak ada airnya, ternyata itu adalah jalur untuk lahar Gunung Gamalama ketika sedang aktif. 


Petunjuk menuju Batu Angus
Karena keterbatasan waktu, hanya beberapa tempat yang dapat kami kunjungi. Dan tempat pertama yang kami datangi adalah..... Batu Angus. 
Kulaba Batu Angus Ternate
Penampakan Gunung Gamalama dari Batu Angus


Batu Angus merupakan tempat yang menjadi bekas aliran batu-batu yang memancar dari letusan Gunung Gamalama. Sepanjang mata memandang hanya batu-batuan berwarna hitam yang terlihat di tempat ini. Letaknya dekat dengan pinggir laut, tapi bukan pantai. Semacam tebing jurang. Pemandangan di tepian itu baguuus sekali. Kami dapat melihat beberapa pulau di seberang. Jangan tanyakan pulau apa karena saya lupa mencatatnya 😂. Di Batu Angus ini sepertinya semua sudah tertata rapi. Ada jalanan yang cukup bagus sehingga mobil bisa parkir lebih dekat meskipun jalan tersebut hanya muat untuk satu mobil.

Pinggir tebing di Batu Angus


Puncak Gunung Gamalama yang tertutup kabut 

Tempat kedua yang kami datangi adalah Danau Tolire. Konon, tidak ada yang dapat melempar batu sampai ke tengah danau. Setelah saya coba-coba beberapa kali, memang kemungkinan besar batu yang kita lempat tidak akan sampai ke tengah danau karena danau itu luaaaaaaaaaaaas sekali dan jarak dari tempat melempar sampai ke permukaan danau juga tinggi sekali. Jadi, paling tidak, udah belajar ngelempar jumroh lah ya.. 😁.
 Ada beberapa anak yang menjajakan seplastik batu seharga Rp5.000. Di sekitar danau juga ada beberapa penjual makanan dan minuman. Rombongan kami pun sempat beristirahat dan memesan jagung bakar dan kelapa muda, sluuurppp! 😋
Danau Tolire yang legendaris



Masjid Agung Al Munawaroh Ternate
Selanjutnya, tempat ketiga yang kami datangi adalah Masjid Al Munawaroh. Karena sempat serching dan penasaran ingin lihat aslinya. Saya berdua teman saya nekat pergi ke sana menggunakan angkot. Sebenarnya teman saya ke sana untuk membeli oleh-oleh. Ternyata, tempat oleh-olehnya bukan di dekat masjid itu, melainkan dekat dengan masjid yang lain..haha.. Karena sudah sampai di sana, saya agak sedikit memaksa teman saya untuk berkeliling masjid sebentar. Saya ingin mengambil gambar seperti yang saya lihat di foto-foto di internet. Tapi sepertinya memang sudah banyak berubah dari masjid ini. Ada beberapa bagian bangunan masjid yang rusak dan terlihat tidak terurus, sayang sekali... 😔
Salah satu sudut masjid Al Munawaroh 

Oiya, ada yang unik dari angkot-angkot di sini. Awalnya, saya agak heran dengan supir angkot yang mengantar sampai masuk ke gang-gang rumah. Tapi, setelah melihat beberapa kali, saya baru paham. Sepertinya karena Ternate ini wilayahnya tidak terlalu luas, angkot di sini mengantarkan penumpang ke tujuan mereka masing-masing. Iya, kalau mau pulang ya berarti diantar sampai depan rumahnya..hahaha.. Itu juga sebabnya setiap kali naik angkot, kita akan ditanya akan ke mana. Kalau si supir mau lewat sana, ya diangkut tapi kalau nggak mau lewat situ, mungkin nggak diangkut. Mungkin yaa... hehehe.. Saya pribadi kemaren sempat nyasar (lagii?) bukan nyasar sih, tapi memang kelewatan. Jadi, si angkot ternyata sudah melewati hotel tempat saya dan teman saya menginap. Kami sepanjang jalan mungkin terpaku dengan pemandangan di luar sampai nggak sadar kalau hotelnya sudah terlewati..hahaha...Sampai-sampai si abang angkot yang nyadar dan nanya, kami sebenarnya mau ke mana?😁 Saat kami sebutkan nama hotel, untungnya si abang mau mengantar kami sampai sana. Hanya saja, mereka lebih dahulu mengantarkan beberapa penumpang lagi. Dan memang benar, kami diantar sampai persis di depan hotel.😁
Bukan, itu bukan pesawat yang saya tumpangi 😁

Hari terakhir, saya ke..... Bandara!😂Iyes, saya naik pesawat pagi, jadi sudah berangkat sejak pagi-pagi sekali ke hotel. Lucunya, saat di lobi, kami bertemu juga dengan rombongan yang akan ke bandara, yaitu rombongan pilot dan pramugari maskapai yang akan kami naiki nanti. Mobil jemputan mereka bagus loh (ini penting banget dibahas sih? 😂) Yaaah, itu deh sekelumit cerita tentang perjalanan saya di Ternate. Masih banyaaaak tempat yang belum saya kunjungi sebenarnya, seperti pantai Sulamadaha, pantai tempat pemandangan uang Rp.1000, pantai-pantai lainnya (sebagai pecinta pantai kali ini sedih karena gak bisa ke pantainya 😂) dan benteng-benteng yang ada di sana. Mudah-mudahan nanti bisa ada kesempatan untuk ke sini dan bisa semakin banyak yang dikunjungiiii... aamiiin! See you on the next workventure!😉


See you again, Ternate!😃

2 komentar:

  1. Kasian amat danaunya dilemparin batu mulu sama pengunjungnya. Isi danaunya batu semua dong?!

    BalasHapus
  2. Danaunya luaaaaaas banget Nuum.. batu-batuan yg dilempar mungkin gak sebanding dgn luas danau. Tapi, iya sih.. kalau terus2an begitu, bisa2 isi danaunya cuma batu :(

    BalasHapus