Sabtu, 28 September 2013

Kamu Perlu

22.43
Ada kalanya, kamu perlu melepaskan yang sebelumnya kamu genggam dengan erat karena kamu tidak ingin menjadi semakin terluka...
Ada kalanya, kamu perlu mengalah untuk tak meraih yang menjadi obsesimu karena kamu menyadari bahwa mungkin kamu belum mampu untuk itu...
Ada kalanya, kamu perlu melupakan yang kamu ingat hampir di setiap detik hidupmu karena kamu tahu itu tiada lagi guna...
Ada kalanya, kamu perlu memperhatikan yang tadinya tak sedikit pun kauindahkan karena kamu merasa ada banyak hal yang telah terlewati...
Ada kalanya, kamu perlu berkali-kali memohon kepadaNya karena kamu sepenuhnya meyakini tidak ada kuasa yang melebihi kuasaNya...
Ada kalanya, kamu perlu menguraikan yang sebelumnya tertahan karena kamu percaya Dia tetap menerimamu dengan tangan terbuka...

Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada (pula) benci kepadamu (Q.S. Ad-Dhuha: 2)

Kamis, 26 September 2013

Lalai

20.37
Namun tak kaulihat...
Terkadang malaikat..
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan...
(Malaikat juga Tahu-Dee)

Aku baru saja selesai melakukan registrasi sebagai pasien salah satu dokter THT di rumah sakit ini. Aku masih perlu menunggu beberapa jam lagi karena dokter baru mulai praktik pukul 9, sekarang masih pukul 7.00. Sengaja aku datang pukul segini karena dokter ini terkenal mempunyai pasien yang sangat banyak hingga perlu mendaftar pagi-pagi sekali untuk bisa dapat antrean menjadi pasiennya hari itu. Masih ada waktu sekitar dua jam lagi, aku celingak-celinguk. Sial, aku lupa membawa bacaan untuk mengisi waktu sambil menunggu. Tiba-tiba, tak sengaja, aku melihat seorang anak perempuan sedang berdiri di depan papan nama dokter. Matanya terlihat serius sekali memandang nama-nama dokter yang ada di papan berisi nama semua dokter yang berpraktek di rumah sakit ini. Sebentar-sebentar dia memejamkan mata sambil merapal, entah merapal apa. Sepertinya, dia kebingungan untuk memilih dokter yang akan dia pilih. Aku pun menghampirinya.

Minggu, 22 September 2013

Warna-Warni Sawarna III: Pesta Durian di Pinggir Jalan

10.10

Episode berikutnya.. Hari pertama di 2013 :D 
Pagi hari, ketika terbangun, saya yang sudah-biasa-dan-harus sarapan, sudah merasa kelaparan. Saya pun menyempatkan diri berjalan-jalan di sekitar. Yap, yang lain masih ada di pulau kapuk :D Saya akhirnya membeli beberapa cemilan seperti wafer dan biskuit *yang cuma bisa numpang lewat doang di perut* :D Untuk sarapan, tadinya saya masih bingung... ada tukang bubur ayam di sana, tapi juga ada tukang nasi kuning. Dua-duanya saya SUKA :D Saya akhirnya memilih untuk kembali ke penginapan dan menanyakan apa mereka mau saya belikan nasi kuning. Saya hanya khawatir kalau sudah dibelikan kemudian tidak dimakan kan mubazir. Tapi begitu sampai di penginapan, sepi. MASIH BELOM ADA YANG BANGUN. Akhirnya saya hanya bertanya ke beberapa orang (kalau tidak salah Kenny dan Ageng) saat saya suruh mereka pilih mau bubur atau nasi kuning, mereka bilang nasi kuning aja. Yasudah jadilah nasi kuning. Lagipula kalau dipikir2 susah juga ya kalo beli bubur, kan gak ada mangkook :D

Sabtu, 21 September 2013

Warna-Warni Sawarna (II): Menyusuri Pantai Ditemani Hujan

16.49




Yak, kita lanjutkan cerita tentang perjalanan di Sawarna yaaa.. maaf ya karena sempat tertunda, malah tadinya lupa kalau udah nulis bagian satunya..hehehe...
Hmmm.. sampai mana kemarin? Oiya, sampai hendak menyeberang ke jembatan goyang ya? Ternyataaa.. jembatan itu adalah satu-satunya jalan menuju pantai yang kami tuju. Mau tidak mau kami melewati jembatan itu. Tentu saja dengan was-was yang melingkupi. Bagaimana tidak, saat itu jembatan tidak hanya dilewati orang-orang yang berjalan kaki, tetapi juga yang berkendara motor -___- Sempat parno, kalau di tengah-tengah trus putus, gimanaaa? *drama*
menembus ombak

Senin, 02 September 2013

Cara Terbaik

12.57
Hai selamat bertemu lagi...
Aku sudah lama menghindarimu...
Sialku lah kau ada di sini...
Brukkk!!!
“Aduuh.. maaf kak..” Ifa buru-buru meminta maaf ketika melihat siapa yang ditabraknya. Kak Aldo, seniornya di kampus yang baru saja menjadi tempat menuntut ilmu baginya.
“Iya, gak apa-apa kok..tuh teman-teman kamu ada di sana, sana kamu gabung sama kelompokmu..” Aldo tersenyum sambil menunjuk sekelompok maba yang sedang berbaris.
“Makasih kak, permisi..” Ifa buru-buru menyingkir untuk bergabung bersama teman sekelompoknya.
Hari ini adalah hari ketiga masa orientasi mahasiswa baru di kampusnya. Sejak awal, mahasiswa baru diharuskan untuk mengenal para seniornya. Ifa sendiri berusaha keras menghapal nama-nama seniornya, terutama yang terlihat sangar. Sialnya, semakin galak para senior itu, semakin sulit bagi Ifa untuk mengingat nama mereka. Berbeda dengan beberapa senior yang menurutnya baik, Ifa justru sangat mudah menghapal nama-nama mereka. Senior yang baik-baik itu umumnya menjadi panitia bagian kesehatan, sedangkan yang galak umumnya panitia disiplin. Kak Aldo menjadi bagian dari panitia disiplin, tetapi Ifa mengingat nama dan wajahnya karena Kak Aldo berbeda. Tak seperti kakak-kakak disiplin lainnya yang senang sekali berteriak-teriak atau memasang tampang sok galak, Kak Aldo tetap ramah walau kata-katanya terdengar tegas. Ia juga sesekali terlihat memamerkan seyumnya yang terlihat tulus.
***