Selasa, 22 Oktober 2013

Memperlambat Laju di Tawangmangu


Gerbang Tawangmangu (2012)
Cerita perjalanan ini saya lakukan sekitar dua tahun lalu, agak lama baru saya posting karena satu dan lain hal yang menghalangi :P. Jadi, sebenarnya saya sudah ke Grojogan Sewu itu pada lebaran tahun 2011. Saat itu, saya dan keluarga (mam, pap, ade) berkunjung ke rumah saudara jauh mam di Solo. Kebetulan sampai di sana masih siang dan kami pun berencana untuk pergi berjalan-jalan ke tempat wisata di sekitar Solo. Saya dan adik saya pun segera searching untuk mengetahui tempat yang kira-kira bagus dan memungkinkan untuk kami kunjungi.

Ramai tetapi tidak terlalu, pemandangan dari jembatan (2011)
Akhirnya, kami memutuskan untuk ke Grojogan Sewu, Tawangmangu. Dipandu oleh om dan tante yang tinggal di Solo itu, kami pun tiba di Grojogan Sewu. Saat itu, seingat saya, cukup ramai, tetapi tidak seramai saat saya kembali ke sana di tahun 2012 (nanti akan saya ceritakan). Pap, Mam, Om, dan Tante memutuskan untuk tidak ikut turun ke bawah, ke tempat air terjunnya.
Di gerbang sebelum menuruni tangga (2011)
Akhirnya, hanya saya dan adik saya yang turun. Jumlah anak tangganya cukup banyak. Tapi saya sangat menikmati perjalanan itu, mencoba meresapi pemandangan alam yang saya lihat sepanjang anak tangga. Sampai tiba di bawah dan... Yeaayy!!! Air terjuuuun..
 Sayang, saat itu saya tidak membawa baju ganti, jadi nggak bisa terlalu dekat ke air terjun karena kalau terlalu dekat pasti basah :D
Masih bisa bergaya di dekat air terjun (2011)

Setelah beberapa kali mengambil foto, saya dan ade pun kembali ke atas. Yaak..kita menapaki anak tangga lagi...hahaha.. Saya tidak tahu dan tidak berusaha menghitung juga jumlah anak tangga yang saya tapaki dari atas ke bawah sampai kembali lagi ke atas sampai saya tiba di atas dan menemukan sebuah plang yang bertuliskan ucapan selamat kepada pangunjung karena sudah melewati lebih dari 1000 anak tangga. Horeeee, saya termasuk di antara mereka! :D
Berhasil! Berhasil! Hore! *ala Dora* (2011)
Oke, itu cerita saya pada tahun 2011. Pada lebaran tahun 2012, ternyata saya kembali berjodoh dengan Grojogan Sewu :D. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2012 saya dan keluarga besar saya (jumlahnya 2 mobil) bermaksud untuk ke Blitar. Nah, untuk sampai ke Blitar, ternyata kami memilih jalur yang melewati Tawangmangu, Gunung Lawu. Kami pun memutuskan untuk singgah sejenak di Tawangmangu. Saat itu, ternyata juga hanya anak-anak muda saja yang memutuskan untuk turun ke air terjun :D. Hanya saya dan keempat sepupu, Abang, Ugeng, Safa, dan Mba Lucky, yang akhirnya turun ke air terjun. Ade saya juga tidak mau ikut turun karena sebelumnya dia sudah pernah dan menurutnya jalan ke air terjun itu melelahkan (padahal cowo.. -_-).
Antrelah di loket untuk beli tiket (2012)
Jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, saat itu tangga menuju air terjun penuh-nuh-nuh! Saya bahkan berpikir keadaannya seperti saat orang-orang sedang thawaf berkeliling Masjidil Haram :D. Saya pun sempat membisikkan sepupu saya, “Belajar thawaf dulu nih di sini sebelum nanti di Mekkah.. aamiiiiin..” :’D Karena jalanannya padat merayap, saya merasa jauh sekali perjalanan menuju air terjun. Mungkin karena saya juga tidak dapat menikmati pemandangan sekitar ya.
Bahkan tak bisa sedikit mendekat ke air terjun (2012)


Terlalu ramai... pemandangan dari jembatan yang sama (2012)
Tapi pada kunjungan berikutnya inilah saya malah lebih banyak menjelajah ke tempat-tempat sekitar air terjun. Saya bahkan baru tahu bahwa di sekitar air terjun juga ada patung ular dan katak, beberapa penjual makanan juga tampak di sana-sini. Salah satu sepupu saya sempat memesan makanan sate kelinci, sedangkan sepupu lainnya cukup dengan makan popmi. Sepertinya perjalanan ke bawah ini membuat kami lapar :D. Setelah cukup lama berfoto dan berjalan-jalan, serta ada panggilan dari pakde yang menyuruh kami untuk segera kembali, kami pun bergegas pulang. Tapi kami tak mau lagi melewati jalan tempat kami turun.
Para sepupu dengan latar patung Ular dan Katak (2012)
Baliknya, mengingat kepadatan orang di sana (bahkan kami tidak bisa berfoto di dekat air terjun), kami memutuskan untuk kembali ke tempat parkir dengan menggunakan kuda. Untuk sampai ke tempat kuda, kami melewati sungai yang airnya sangat jernih dan sejuuuuuk. 
Sungai yang sejuk dan jernih
Sempat beberapa kali kami mengambil foto di sana. Agak kasihan juga sih dengan si kuda karena kesalahan teknis pemilihan penumpang, beban yang dibawa tiap kuda jadi timpang sekali :D. Kami pun akhirnya kembali ke parkiran tempat keluarga kami yang lainnya menunggu. Sesampainya di sana, kami langsung masuk ke mobil masing-masing dan melanjutkan perjalanan menuju Blitar.
Ramaaaai.. (2012)
Dua Bolang, Abang-Ugeng (2012)
Oh iya, sekadar tips, untuk bisa sampai ke Tawangmangu, medan yang harus dilalui cukup berat. Sebab, Tawangmangu ada di daerah kaki Gunung Lawu. Tau doong daerah pegunungan jalannya seperti apa? :P Terutama buat mobil yang kurang sehat, agak rentan mengalami aus rem dan menimbulkan bau sangit :D. Jadi, persiapkan kendaraan anda sebaik-baiknya yaa.
Toilet di sekitar Grojogan Sewu (2012)

Pepohonan di kawasan Grojogan Sewu
 Untuk tiket masuk ke Grojogan Sewu, agak unik nih. Wisatawan lokal hanya dikenakan biaya sebesar Rp6.000, sedangkan wisatawan mancanegara dikenakan biaya sebesar Rp19.000. Tidak tahu juga kenapa bedanya cukup besar :D. Tapi, untuk tempat wisata, asal tidak terlalu padat, sebenarnya tempat ini cukup bagus untuk dinikmati. Pemandangan menuju Grojogan Sewu pun sungguh mempesona. Untuk penikmat wisata alam, segarnya udara khas pegunungan tentu menjadi salah satu yang diburu. Jadi, kalau mau wisata alam di daerah Solo, kenapa tidak mencoba ke Tawangmangu? ;)  
Pemandangan sekitar Tawangmangu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar