Kamis, 07 Juni 2012

Tahun Baru di Kawah Ratu

    Hola... saya ingin kembali membagi kisah perjalanan saya, eh kami  :D. Melanjutkan postingan sebelumnya, kami (saya dan rombongan kemping) keesokan harinya berjalan kaki menuju Kawah Ratu. Karena letak tenda kami di bawah, tentu kami harus berjalan ke atas terlebih dahulu untuk sampai melalui jalanan menuju Kawah Ratu. Yak, baru sampai di atas saja sudah membuat kami ngos-ngosan dengan sukses :D Sesampainya di atas, saya langsung menuju warung terdekat untuk membeli cemilan yang manis-manis. Pasti di dalam perjalanan kami memerlukan asupan energi yang banyak, begitu pikir saya. Saya pun akhirnya membeli beberapa cokelat dan sebotol air ukuran satu liter. Itu untuk kami berlima saja. Karena medannya mungkin tidak terlalu jauh, saya pikir bekal segitu sudah cukup. Perjalanan kami menuju Kawah Ratu pun dimulai. Ada sekitar 20 orang yang berangkat bersama kami.

di tengah perjalanan dan minuman tinggal SETENGAH!
     Di perjalanan, saya dan Kenny termasuk orang-orang yang berjalan di barisan depan. Salah seorang pemandu (kakak kelas Ageng di Pramuka) juga sempat bertanya dan menyangka saya dan Kenny sudah biasa naik gunung. Padahal, kami sama sekali belum pernah naik gunung. Kalau soal jalan-jalan, ya nggak usah ditanya ya.. :p Agak heran juga si  kaka pembina itu karena melihat kami sangat kuat berjalan menanjak. Hehehe.. sebenarnya, selama perjalanan, saya dan Kenny mempraktekkan apa yang diajarkan di Aikido, yaitu berjalan dengan ki, dengan begitu perjalanan yang kami lakukan tidak terasa terlalu berat :D.
     Ternyata, perjalanan tidak selamanya beraspal. Saat di pintu gerbang, jeng-jeng-jeng! Terhamparlah jalan bersemak dan setapak bertanah merah. Di depan gerbang, sempat saya lihat bahwa itu adalah salah satu jalan masuk atau jalur pendakian menuju Gunung Salak. Selama berjalan di semak-semak, sering kali saya mengecek kaki saya kalau-kalau ada yang menempel lagi *parno* :p. Tapi alhamdulillah, si lintah tak lagi menyentuh kulit saya *kibas ransel* :D Perjalanannya cukup jauh, saya lupa berapa KM persisnya, tapi sepertinya lebih dari 5 KM. Selama perjalanan, air mineral yang satu liter itu dibawa oleh pasangan Hanum-Juned. Daaaan, you know what.. belum setengah perjalanan, airnya sudah SETENGAH KOSONG!!! Errrrr... Hanum-Juned langsung dapet wanti-wanti dari kami. Bukan apa-apa, kami hanya membawa air segitu dan kami belum tahu sejauh apa perjalanan ini. Kami memang tidak ingin membawa banyak air karena pasti akan menambah beban bawaan kami.
    Alhamdulillah, Allah dan alam-Nya selalu baik. Seperti tahu kesulitan manusia yang melalui jalan ini. Di tengah perjalanan, kami menemukan mata air yang sangat jernih. Kakak pembina mempersilakan kami untuk mengambil air sebagai bekal kami di perjalanan berikutnya. Waaaaah..airnya jernih daan brrrr..dingiiin! Benar-benar pelepas dahaga. Lewat deh kalo dibandingin minuman kesegaran yang ada di iklan-iklan :p. 
Setelah sekitar satu setengah jam, sampailah kami di lokasi Kawah Ratu. Langsung deh anggota rombongan bergelesoran di tanah saking capeknya jalan kaki :D. Saya memperhatikan sekeliling dan ada papan peringatan yang melarang keras untuk turun ke kawah (kami sampai di atas kawah). Agak sedikit kecewa membayangkan hanya bisa sampai di sini tanpa diperbolehkan ke bawah. Kakak pembina juga sempat menggoda anggota rombongan (termasuk kami) buat apa jalan jauh-jauh cuma buat ngeliat belerang beginian? Mendingan juga di rumah, tidur nyenyak :p Mendengar itu, saya jadi nyengir juga. 
     Emang dasar kami ini bolang. Saya, Kenny, Ageng, Hanum, dan Juned memutuskan untuk turun (sebelumnya sempet makan beberapa cemilan yang dibagi kakak pembina, duh baik banget..tau aja kalau kami lapar :p). Kami turun ke kawah, tentu dengan beberapa petuah dari kakak pembina. Bukan tanpa alasan kami turun ke kawah, sejak awal Kenny sudah berniat untuk mengambil belerang. Ia juga sudah membawa sebotol kecil untuk tempat belerang :D. Jadilah kami turun untuk mengambil belerang. Tak lupa, kami juga berfoto-foto di sekitar kawah. Baunya memang menyengat sekali, bikin wajah panas juga. Yah, namanya juga kawah ya? :D Karena ada beberapa adik kelas Ageng yang ikut turun, kami pun minta tolong untuk difoto. Jadi, kami bisa berfoto dengan formasi lengkap ;). Sayang nih, ada anggota geng payung yang kurang, hehe.. Lain kali, yuk kita jalan-jalan lagi.. Dengan formasi yang lebih lengkap tentunya :). Selalu ada bekas dari alas. Selalu ada jejak yang tertapak. Perjalanan selalu memberi pelajaran untuk dibawa pulang. Terima kasih Kawah Ratu, telah memberi warna baru di tahun baru :)
Formasi lengkap di Kawah Ratu :)


2 komentar:

  1. Kenapa ngutip kata2nya Syahrini "sesuatu"? Kata2 Soe Hok Gie gitu? hehehe... Oh iya ada bagian yang lupa diceritain.. Pas turun dari Kawah Ratu, ada yang kebelet boker tuh ampe keluar sungutnya.. Kakakakakakakak.. #kabuuuurrr

    BalasHapus
  2. masalahnya, gw ga tau kata-kata Soe Hok Gie yang cocok menggambarkan Kawah Ratu..hahhaha.. atau, lo punya ide? :D

    BalasHapus