Sabtu, 26 Juni 2010

Tak Selalu


untuk menunjukkan bahwa kita bahagia,
tak selalu dengan tertawa terbahak-bahak…
untuk mengisyaratkan bahwa kita sedih,
tak harus selalu dengan menangis meraung-raung…
pun, untuk merefleksikan bahwa kita terluka,
tak harus selalu dengan teriakan atau jeritan..

tahukah kau bahwa kadang-kadang…
seulas senyum tipis dapat menjadi petunjuk bahwa kita bahagia…
air mata di pelupuk yang tak sempat jatuh menjadi isyarat kesedihan kita…
dan rintihan lirih melukiskan bahwa kita sedang terluka…
tak perlu berlebihan, sebab kadang-kadang hidup sesederhana itu…

5 komentar:

  1. hidup itu sebentar, so pray more....

    BalasHapus
  2. Hmmm, kayaknya postingan curcol ya ini sebenernya kalo dibaca baik-baik.. :-P

    BalasHapus
  3. Juna: masa siiiih?sotoy ah looo.. :P

    BalasHapus
  4. hmm.."tak selalu" dengan "kadang-kadang"...
    keduanya pasti berpasangan ya kayaknya..
    atau anda punya pemikiran lain?

    tulisan di atas (entah puisi atau bukan,sebab anda menyatakan tidak begitu suka puisi)sepertinya agak kontras dengan petualangan anda ya.. kelihatan, lho
    hidup anda jelas tidak sederhana. ya, memang sih anda memilih istilah "kadang-kadang", tapi saya seperti melihat kerumitan dalam hidup anda.
    nah, saya pinjam kata-kata "tak Selalu"-nya ya.
    tentu saja kerumitan "tak selalu" negatif (ini menurut saya), tapi "kadang-kadang" hidup serumit komentar saya ini, haha..
    ayo, jangan tertutup di alam terbuka

    oke, Ririen. saya suka blog anda. saya ikut jejak anda deh, hehe
    salam.

    BalasHapus
  5. Anes: terima kasih untuk komentarnya yang menurut saya sebenarnya tak terlalu rumit, hehe..
    satu hal sih, "tak selalu" itu tdk harus berpasangan dengan "kadang-kadang", tetapi bisa juga dengan "jarang" atau "tidak sering" (maksa, haha..)
    terima kasih bersedia mampir dan membaca blog saya, ditunggu komennya.. :)
    salam.

    BalasHapus