Kamis, 09 September 2010

Pancaran Pangandaran




Kembali lagi.. : )
Kira-kira beberapa bulan yang lalu, saya bersama tujuh teman saya melakukan perjalanan dalam rangka refreshing. Ada yang refreshing dari tugas kantor, refreshing dari tugas kuliah, atau seperti saya sendiri refreshing dari SKRIPSI!!! hahaha.. Entah mengapa,  saya sudah ingin sekali menghirup aroma pantai. Saya memang sangat menyukai pantai serta biru yang mengelilinginya. Saya juga menyukai hijaunya gunung dan pepohonan, beningnya air yang mengalir, serta jingganya sore. Semua selalu membuat saya merasa jauh lebih damai.

Kali ini, perjalanan kami menuju Pangandaran dengan Green Canyon sebagai tempat yang wajib dikunjungi. Setelah menempuh perjalanan hampir tiga belas jam (kami berangkat pukul 22.00 dari terminal Kampung Rambutan dan sampai di Pangandaran kira-kira pukul 10.00 pagi), akhirnya sampai kami di sebuah losmen (gak semewah hotel soalnya..hehe..). Beberapa teman langsung membersihkan diri dan beristirahat sesampainya di kamar. Tetapi saya dan seorang teman selesai membersihkan diri justru langsung ingin menjelajahi tempat baru ini. Ditambah lagi, seorang teman sudah terlebih dahulu menikmati indahnya pantai di siang hari. Saya dan seorang teman pun langsung bergegas menyambut indahnya pantai yang tak jauh dari losmen tempat kami menginap.
Pulau berpasir putih (Pulau Monyet)

seekor monyet berpose (hehe..)
Siang hari bermain di pantai ternyata tak sepanas yang saya kira. Justru saya melihat banyak sekali orang yang bermain di pantai. Padahal, saat itu tengah hari lho. Di bibir pantai, banyak perahu kosong ditawarkan untuk melihat pesona indahnya pulau di seberang sana. Tidak jauh, dan tarifnya cukup sesuai, Rp10.000,00 perorang. Di pulau berpasir putih itu (saya dan teman saya menyebutnya pulau Monyet) banyak sekali monyet liar. Hati-hati dengan barang bawaan kita. Saya sempat melihat salah seorang pengunjung tasnya ditarik oleh seekor monyet. Di pulau itu juga terdapat monumen Gua Jepang yang menjadi tempat pengintaian karena letaknya yang tinggi. Oh iya..untuk masuk ke bukit tempat pengintaian ini dikenakan biaya Rp2.000,00 perorang.

Air terjun mini di salah satu pulau

Dibanding pantai yang letaknya dekat losmen, pantai berpasir putih ini lebih jernih airnya. Karena itu, di sini juga banyak terlihat orang-orang yang sedang bersnorkling. Untuk snorkling dikenakan biaya sewa Rp20.000,00 untuk sewa sepatu dan kacamatanya. Sebenarnya, harga sewanya Rp 30.000,00 termasuk jaket pelampungnya. Namun, karena dompet kami terbatas, dengan cerdasnya (atau licik?haha..) kami menggunakan pelampung dari perahu yang kami tumpangi sebelumnya. Cukup banyak orang yang ada di pantai sore itu. Beberapa hanya melihat dari bibir pantai, sebagian lain ada yang melihat dari agak tengah pantai.
Pangandaran ternyata memang indah. Kalau kita mau naik perahu agak ke lautan lepas, kita akan diajak melihat sebuah pulau yang terdapat air terjun mini. Ada juga batu karang yang bentuknya sepeti katak. Bahkan, di Pangandaran juga ada legenda seperti Malin Kundang. Ada batu karang yang menyerupai manusia sedang duduk. Konon, batu tersebut dulunya adalah anak yang membangkang dari orang tuanya yang sudah melarangnya agar tidak pergi memancing. Masih banyak lagi pesona Pangandaran yang belum tertangkap jelas oleh saya. Saya juga belum sempat mengunjungi dan merasakan indahnya Green Canyon karena ketika kami ke sana airnya sedang meluap. Mudah-mudahan, suatu saat nanti saya dapat kembali ke sana untuk kembali merasakan pancarannya. Pancaran sinar mataharinya, pancaran pesona lautnya, pancaran ceritanya.  : )

2 komentar:

  1. Monyetnya mirip siapa ya?
    Ada yang dikejar-kejar monyet kalo gk salah...

    BalasHapus
  2. mirip elo...hahhaha..
    siapa tuh yg dikejar2 monyet? :p

    BalasHapus