Rabu, 07 Maret 2012

Gua Bening: Oase di antara Batu Kapur

Airnya kelihatan gak? :D

Lebaran tahun lalu, seperti biasa saya dan keluarga pergi mudik ke Jogja. Seperti biasa, keluarga saya konvoi dengan keluarga pakde saya yang akan  menuju ke Purworejo. Sebenarnya banyak cerita selama perjalanan itu. Namun, karena sebelumnya saya sudah memberi judul tulisan ini dengan kedua nama gua tersebut, saya hanya akan bercerita tentang kedua gua tersebut. Gua Pari dan Gua Bening, dua gua yang letaknya ternyata tidak jauh dari rumah mbah saya (saya baru mengetahui ini setelah bertahun-tahun ke sana -___-). Ukuran kedua gua ini memang tidak besar. Namun, bagi saya pribadi, kunjungan ke kedua gua ini memberikan kesan tersendiri. Yaa,  menurut saya, setiap tempat yang saya jelajahi pasti memberi makna dan kesan  *aseeek.. :p
Air di gua bening
Cerita tentang gua ini akan saya mulai dari gua bening. Gua bening ini merupakan gua yang memancarkan air. Air di gua ini memang selalu bening, walaupun turun hujan deras atau air kali meluap, air di gua ini tetap jernih.  Mungkin dari situ asal mula namanya. Sebab, memang airnya sangat bening dan segar, saya sempat cuci muka dan tangan di situ. Kebetulan, pas saya ke sana matahari sedang terang-terangnya (sekitar pukul 11 siang), cuci muka di situ rasanyaaa suegeer tenaaan..haha. Sebenarnya, di gua bening ini ada jalan masuk yang bisa dilewati manusia. Cuma yaa gitu..jalannya kecil banget dan ada pintu besi yang digembok. Menurut sepupu saya (selaku narasumber :p) pada hari-hari tertentu ada beberapa orang yang masuk ke dalam gua membawa semacam sesajen gitu ya. Dan saat itu, banyak warga masyarakat yang melihatnya karena memang menjadi semacam upacara adat. Nah, air di situ juga nggak boleh dipakai untuk mandi atau mencuci (yang intinya bikin kotor). Tapi, di situ ada tabung tempat penampungan air. Dari tempat penampungan itu, baru deh air dari gua bening itu dialirkan ke rumah-rumah penduduk. 
gubuk di tengah sawah


Sebagai informasi tambahan, gua itu letaknya di lahan yang super duper gersang, di mana-mana ada batu kapur, kebayang doong panasnya. Menurut saya, Gua itu pasti jadi salah satu sumber air terpenting bagi warga yang tinggal di sana.

Air pembuangan akhir
Air dari gua bening itu juga nggak berhenti di penampungan yang ada di sana. Ternyata, ada tembusan lain dari gua bening yang juga menghasilkan air. Sayangnya, di tembusan mata air ini, sudah banyak yang menggunakannya untuk mencuci atau mandi tanpa memedulikan sampahnya. Jadi, tempatnya kelihatannya kotor dan tidak terawat. Padahal letak sumber air itu lumayan banget looh.. di tengah2 sawah! Ada beberapa pendopo pula. Asyik deh duduk di pendopo itu, anginnya semilir-semilir, bahkan pada saat tengah hari sekalipun. 
Bukit seberang sungai

Saya dan saudara saya sempat berjalan menyusuri pematang sawah. Dari kejauhan, saya melihat batu-batu besar yang cukup menarik perhatian saya. Sesampainya di ujung, tempat ini berarti tempat pembuangan akhir dari air yang sudah digunakan untuk mencuci dan lain-lain itu. Pemandangannya bagus, menurut saya. Tetapi sayang, karena pembuangan akhir, yaa kotor sih. Saya sempat memotret tempat ini. Sempat ingin turun, tetapi dilarang saudara saya. Hmm.. kelihatannya, bukit di seberang sungai ini bagus ya?Saat itu saya belum sempat menjelajahinya, mungkin suatu saat nanti saya akan menjejakkan kaki di sana. setidaknya, jejak saya sudah terekam di tanah ini J



Tidak ada komentar:

Posting Komentar