Senin, 28 Januari 2013

Trip before Ramadhan (Part VI): Makan Seafood di Pelelangan Ikan



Sebelah kanan ikan layur, sebelah kiri ikan ... (silakan isi sendiri) :P
Wohooo..udah lama sekali tak tersentuh sejak tulisan terakhir di blog ini… *nyengir* Oke, lanjut ke destinasi berikutnya. Karena perut udah protes minta diisi, setelah dari Pangumbahan, kami segera kembali ke penginapan untuk bersih-bersih de-el-el. Jalan yang kami lalui saat pulang, berbeda jauh dengan saat berangkat. Jalan yang ini lebih “manusiawi” :D. Kami mengikuti beberapa mobil yang ada di depan kami, ternyata jalan ini ada di sepanjang pantai, benar-benar berbatasan dengan pantai (nggak ada masuk-masuk rumah penduduk seperti jalur berangkat :P). Yah, oke.. intinya sih, emang tadi kami bukan melalui jalur yang benar :D.


            Selesai bersih-bersih, kami segera menuju tempat pelelangan ikan seperti yang kami lihat di peta wisata Ujung Genteng. Letaknya ada di bagian paling kiri dari pantai (maaf ya, saya ga hapal n ga ngerti arah mata angin :P). Di perjalanan, si avanza sempat mengalami selip ban. Ini karena jalannya memang sudah bercampur dengan pasir pantai yang halus sekali, ditambah lagi ternyata ada batu juga di bawah pasir. Untungnya ada beberapa akang-akang yang mau membantu, jadi kita gak perlu turun untuk dorong :D.
Suasana di pelelangan ikan

            Akhirnya, setelah sekitar 15 menit perjalanan, sampailah kami di pelelangan ikan. Di sekitar situ juga banyak rumah makan yang menyediakan menu seafood dan menerima jasa bakar-bakar. Kami, yang sok-sokan mau beli ikan mentah sendiri, akhirnya memilih ke tempat pelelangan ikan (pasar). Tempatnya nggak terlalu ramai sih, mungkin masih banyak nelayan yang masih melaut ya. Waktu itu sih sekitar jam 7 malam, bener nggak sih jam segitu, nelayan masih melaut? Hahahhaa.. Ya, intinya gitu deh.. Sok-sokan liat penjual ikan kanan-kiri, padahaaaaaaal… ternyata di antara kami semua, NGGAK ADA YANG TAHU HARGA IKAN! *gubrak* Ketauan banget gak pernah nemenin emaknya belanja ikan di pasar ye? :P. Jujur, saya sih sering nemenin mama saya belanja ikan, tapiii…yaaa..nggak inget juga sih harga-harganya.. Super duper dodol -___-“
Muka lapar :D
          Entah harganya kemahalan atau tidak, yang jelas, saat itu kami berbelanja menghabiskan uang 100 ribu rupiah dengan rincian 1/4kg udang seharga 50ribu dan ikan layur+ikan gurami (lupa ukurannya :D). Itu udangnya gede-gede loh..lumayan deh.. Gurami udah pasti lah ya, semua suka. Soal ikan layur, kenapa ikan layur? Karena menurut hasil searching n googling, ikan layur adalah ikan yang paling khas dari ujung genteng ini. Makanya, kami ngotot beli ikan layur. Padahal, pas saya tanya mama saya di rumah, ikan layur itu di mana-mana juga ada.. -____-“ dagingnya juga nggak seenak ikan gurami *yaiyalaaaah* masalahnya sebenernya cuma di durinya yang agak banyak (walaupun nggak sebanyak ikan bawal juga sih :D), tetep enak lah kalo dimakan dengan bumbu n sambal yang maknyus :9
Kami lapaaaaar :P
Beres urusan belanja, kami langsung mencari rumah makan terdekat untuk membakar hasil tangkapan belanja kami. Ikan bakar, udang bakar, dan nasi hangat menjadi menu dinner kami saat itu. Semua suka seafood dan semua KELAPARAN, jadi..nggak usah ditanya lagi bagaimana cepat licin tandasnya piring-piring di depan kami. Untuk nasi dan jasa bakar-bakar itu kami cukup merogoh 60ribu rupiah :D. Oh iya, bumbu n sambelnya juga enak banget looh.. mungkin karena memang sudah biasa meramu ikan atau mungkin karena kami memang sudah sangat kelaparan :D.
Serbuuuuuuuuuuu!!!!

            Baliknya, melewati jalur yang sama, daaaaaaan.. si Avanza selip lagi, sodara-sodara! Kali ini, kami semua harus turun karena akang-akang tidak bisa membantu kami. Lumayan lama tuh “mengusahakan” si avanza untuk keluar dari perangkap pasir dan batu, sekitar setengah jam kayanya. Baru aja abis makan, energi sudah terkuras lagi, yuk mareeee… :D Sampai di penginapan, semua langsung bersiap tidur. Ehm, nggak sih..kayanya cuma saya yang bersiap tidur sambil nyuruh yang lain juga supaya tidur cepet :D.  Kami hanya menginap semalam, jadi sekarang saatnya menikmati ruangan istirahat ini. Lelah hari ini tak seberapa dibanding semua rasa yang kami alami hari ini. Sebenarnya masih ingin hati ini menyapa laut, apa daya kasur sudah memanggil-manggil raga yang juga sudah merindu *apasih* Oke, besok kami harus kembali ke kota sambil mampir sebentar ke tujuan berikutnya. Mari bersiap menghimpun energi untuk besok :D.

2 komentar:

  1. nice article walaupun kejadiannya sudah lama sekali. hehehe...
    btw, koreksi untuk nelayan yang masih melaut, seharusnya nelayan baru saja melaut. Melaut itu malam hari rin, bukan siang. hehehe.

    BalasHapus
  2. hahaha.. thx Hanum utk koreksinya.. ;)

    BalasHapus