Kamis, 11 September 2014

Metamorfosis dalam Persahabatan

Hai hai... Udah lama ya nggak ada tulisan baru di blog ini. Sebenarnya sih, ada banyak yang mau ditulis, tapi kali ini saya mau menulis tentang seseorang sekalian tulisan ini juga sebagai hadiah atas kelulusannya J.
Wulan. Sebenarnya, saya sudah mempunyai seorang sahabat juga yang bernama Wulan, seorang sahabat yang saya kenal sejak saya belum mulai masuk SD. Namun, bukan Wulan itu yang saya maksud dalam tulisan ini. Wulan yang saya maksud adalah seorang sahabat yang saya kenal persis dua tahun yang lalu, saat saya mulai masuk kuliah di magister linguistik.


Awal perkenalan saya dengan Wulan sebenarnya tidak ada yang istimewa. Saat itu, semua maba dari jurusan linguistik dikumpulkan untuk bertemu dengan Kaprodi Linguistik. Ada beberapa orang juga yang saya salami, tetapi saya kemudian tahu kalau mereka semua mengambil pengkhususan Pengajaran, sedangkan saya mengambil pengkhususan Bahasa dan Budaya. Dan, Wulan adalah orang pertama yang saya tahu mengambil pengkhususan yang sama dengan saya. Saat itu saya bahkan tidak menyangka bahwa akhirnya kami bisa dekat dan kemudian bersahabat sampai hari ini.
Walaupun sepertinya tak ada yang istimewa dalam cerita-cerita kami selama menghadapi perkuliahan. Setelah saya pikir-pikir, kami bisa menjadi dekat sepertinya karena keadaan. Ketika semester pertama berjalan, kami masih bisa sekelas dengan teman-teman dari Pengajaran dan Penerjemahan. Sama seperti umumnya mahasiswa, mereka senang sekali makan bersama, pergi ke perpustakaan bersama, bahkan mungkin juga jalan-jalan bareng. Kenapa saya sebut ‘mereka’? Karena saya dan Wulan tidak termasuk di dalamnya..haha.. Saya? Saat itu saya masih bekerja, jadi bisa dipastikan saat itu saya menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah- pulang-kuliah-pulang) atau lebih tepatnya kungan-kungan (kuliah-ngantor-kuliah-ngantor) apeeuu nih bahasa.. hahaaha.. Bagaimana dengan Wulan? Ya, Wulan memang tidak kuliah sambil bekerja seperti saya. Namun, sepertinya waktunya habis untuk mengerjakan tugas dan belajar. Yes, menurut saya, Wulan termasuk mahasiswa yang pinter dan udah pastiii rajin (ciee..haha..)  Yang menurut saya unik dan mungkin miris adalah, Wulan cukup sering mengajak saya makan siang bareng, beberapa kali saya iyakan, tapi sepertinya lebih banyak saya tolak karena saya juga harus buru-buru balik ke kantor, maaf yaa Wulaaan.. :D

Kalau saya ceritakan semester demi semester, mungkin tulisan ini akan jadi sangaaaaaat panjang. Jadi, sebaiknya saya jelaskan saja intinya di bagian ini, hahaha... Kenapa persahabatan selama dua tahun ini begitu istimewa sampai saya merasa perlu menuliskannya di blog saya? Seistimewa itukah waktu 2 tahun itu? Hahaha... Nggak terlalu istimewa sebenarnya karena saya juga punya sahabat yang sudah kenal lebih dari 5 tahun bahkan lebih. Persahabatan ini unik menurut saya. Baru kali ini saya mempunyai seorang sahabat yang dalam dua tahun ini mengalami metamorfosis yang luar biasa. Kayak kupu-kupu yaaa? Hahaha.. Bukan, saya bukan mau membahas tentang kupu-kupu kok, masih tentang sahabat saya, Wulan.

Pertama kenal, kami sama-sama belum tahu daerah asal masing-masing. Kemudian, akhirnya saya tahu bahwa sampainya dia di Depok ini juga merupakan keputusan yang diambilnya dalam memulai jalan yang baru (ishhh..beraaat bahasanya, tapi memang demikian adanya, biar ini menjadi rahasia kami berdua..hihi..). Saat itu, setahu saya, dia belum memiliki hubungan dengan laki-laki mana pun, walaupun juga sempat bercerita tentang laki-laki di masa lalunya (eaaaa..). Kemudian, semester berikutnya, jeng..jeng... tau-tau dia lamaran! Dan yak, cara, situasi, dan keadaan ketika dia memberitahu kabar itu sungguh antimainstream. Cukup di ruangan kosan dia, saat saya terburu-buru meminjam sesuatu (seingat saya sih saya ingin meminjam buku), dalam keadaan dia masih pake baju piyama, menyampaikan kabar itu setengah bengong kayak orang ngomong sendiri, terus jadi panik sendiri. Kalau diingat-ingat lagi, saya pasti ngakak. Sungguh “momen jeger” yang aneh. Saya sendiri jadi bengong sendiri, kok bisa-bisanya nggak ada cerita naksir-naksiran apalagi pacaran eh tiba-tiba lamaran? Tapi yaaah.. mungkin itulah jodoh.. (aseeeek..)
Berikutnya, Wulan menikah. Di Cirebon. Itu adalah kali pertama saya pergi ke luar kota hanya demi menghadiri suatu acara pernikahan. Di sana, tebak kami tidur di mana? Di kamar pengantin. Yak, baru kali itu pula saya mengalami tidur dan cerita-cerita dengan mempelai wanita padahal besoknya dia akan ijab qabul. Sebenarnya saya nggak lama sih cerita-cerita pada malam itu, karena capek, saya keburu ketiduran. Sepertinya perbincangan antara Wulan dan Ageng berlanjut hingga dini hari.

Metamorfosis Wulan ternyata amat pesat (apeeuu.. hahaha). Kabar bahagia lainnya, Wulan hamil! Alhamdulillah.. dia masih tetap semangat berkuliah dalam keadaan hamil. Semakin semangat malah menurut saya. Anaknya pasti pinter banget karena selalu diajak ngedengerin ceramah profesor hampir tiap hari. Saya juga sempat mengelus-elus perut Wulan saat itu. Ikutan seneng karena saya akan jadi tantee.. 
Saat Wulan hamil, kami sudah mulai jarang bareng. Keadaan saya tidak memungkinkan untuk  bermain dan berlama-lama di kampus. Wulan memahami keadaan saya. Saat itu,Wulan adalah satu-satunya teman sekelas yang saya beritahu tentang keadaan saya, tentang alasan saya beberapa kali harus bolos kuliah, dan alasan saya sulit sekali berkonsentrasi mengerjakan tugas. Dan, dengan alhamdulillah, Wulan tetap bersedia menjadi sahabat baik saya. Saat hamil, Wulan sempat bahkan sering meminta saya untuk mengizinkan dia bermain ke rumah. Saya yang saat itu juga mengkhawatirkan keadaan dia yang sedang hamil, tentu saja tidak memperbolehkan. Bukan apa-apa, rumah saya memang sangat jauh dan agak sulit membayangkan dia mengalami perjalanan sejauh itu dalam keadaan hamil. Maaf yaa Wulan..
Selanjutnya, berita sedih datang dari Wulan. Allah ternyata lebih sayang bayinya jadi segera mengambilnya sebelum ia dilahirkan. Laksmi namanya, saya baru tahu kemudian saat membaca blognya. Saya ikut sedih. Sedih karena saya juga tidak bisa berada di sisinya saat dia berada dalam masa-masa sulit seperti itu. Sedih pula karena saya juga secara tidak langsung sudah merasakan keberadaan Laksmi selama ini. Sedih karena setelah lama saya tidak menghubungi Wulan, justru kabar tersebut yang saya dapatkan. Namun, saya percaya bahwa Allah memang menakdirkan yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya termasuk juga untuk Wulan dan Laksmi. Laksmi akan jadi tabungan untuk Wulan, insya Allah nanti Laksmi yang akan menyambut Wulan di syurga.. aamiiiin..
Saya bangga karena punya sahabat seperti Wulan. Dengan cepat ia bangkit. Meski tentu sangat tak mudah. Akhirnya, dengan peluh keringat dan air mata atau mungkin berdarah-darah Wulan berhasil menyelesaikan tesisnya tepat waktu! Alhamdulillaaaah... selamat ya Wulaan..:) Saya ikutan bangga, meski saya sendiri belum menyelesaikan si “T” itu (hiks! Pokoknya coming soon! :D).

Masih banyak lagi pengalaman bersama Wulan yang sepertinya tak akan bisa saya ceritakan satu per satu. Tak bisa saya jabarkan dalam tulisan ini. Namun, pengalaman, kenangan, dan cerita tersebut akan tetap saya ingat dan simpan dalam sanubari saya (tsaaaah... haha..)  Walaupun mungkin persahabatan ini baru berumur dua tahun, masih belum ada apa-apanya, tapi dua tahun ini benar-benar memberi banyak pengalaman berharga untuk saya. Mungkin juga, tidak banyak perubahan yang "tampak" dari diri saya selama dua tahun ini. Namun, dua tahun ini merupakan fase hidup yang tidak akan mungkin saya lupakan. Dua tahun ini begitu banyak peristiwa saya alami, begitu banyak pengalaman dan pelajaran yang saya ambil. Meski tak terlihat jelas, tapi saya merasa dalam dua tahun ini ada banyak perubahan dalam diri saya. Semoga perubahan itu terus terjadi untuk ke arah yang lebih baik tentunya. Aamiin..

Terima kasih untuk persahabatan yang indah, unik, dan berarti ini. Terima kasih untuk setiap pelajaran dalam persahabatan ini. Maaf untuk salah atau khilaf yang mungkin menghiasi setiap jengkalnya. Dan, Selamat! Selamat menjadi M. Hum, linguis atau ahli bahasa Cirebon. Selamat melanjutkan perjalanan dalam menggapai mimpi-mimpimu yang lebih tinggi lagi :)

Tulisan khusus untuk sahabat baik saya, Wulan Affandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar