Rabu, 04 Januari 2017

#MyWorkMyAdventure: Menikmati Mendung di Bandung

Stasiun Bandung
Sekitar akhir Oktober saya ditugasi untuk pergi ke Bandung dengan penghuni subbag sebelah. Saat itu sebelum berangkat kami mendapat kabar kalau ada banjir di daerah Pasteur. Tapi, bismillah aja, rombongan bermobil dari kantor tetep jalan menuju Bandung. Alhamdulillah, pas sampai Bandung, banjirnya juga udah surut. Bahkan, jalanan juga lumayan lancar. Kami sampai di P4TK IPS Bandung pas sekitar pukul 18.30. Tempatnya yaa.. mirip-mirip LPMP DKI lah yaa.. 😀 Buat saya pribadi sih, ini udah lumayan, tapi buat salah seorang teman yang biasa jadi princess a.k.a. Debo *eaa tempat ini nggak banget. Berkali-kali dia ngerengek minta pulang. Apalagi pas liat wc-nya bukan wc duduk 😁


Kami hanya menaruh barang-barang, shalat, dan makan di sana. Malam itu juga kami berencana berjalan-jalan. Nggak terlalu jauh, cukup yang bisa terjangkau dengan jalan kaki. Tempat kami menginap itu letaknya dekat sekali dengan Gedung Sate dan lapangan Gasibu. Sejak awal, saya sudah mengajak teman-teman saya untuk jalan-jalan malam ke Gedung Sate. Saya penasaran melihat bagaimana rupa Gedung Sate di malam hari. Berbekal maps di hp, kami menyusuri jalan dan sampailah di Gedung Sate. Dan inilaaah Gedung Sate yang hits sebagai ikon kota Bandung.

Gedung Sate tanpa tukang sate 😁


Perpustakaan Gasibu
Setelah puas ambil gambar di Gedung Sate, kami beranjak menuju Lapangan Gasibu. Baru saja terpukau melihat running track yang biru-biru di sana, tiba-tiba hujan mengguyur Bandung. Kami pun berusaha mencari tempat berteduh terdekat. Ternyata, ada perpustakaan yang letaknya masih di kawasan lapangan tersebut. Kami pun menuju ke sana untuk berteduh sekalian melihat-lihat. Untungnya, perpustakaan itu masih buka sampai pukul 21.00 (kalau gak salah 😁). Jadi, kami masih punya waktu sekitar setengah jam di sana. Begitu masuk, wooooowwwww!!!
Rapi dan bersih~
Perpustakaannya bagus banget loh. Memang ukurannya tidak terlalu besar, tapi rapi, bersih, dan pastinya bikin nyaman dan betah berlama-lama. Mba Rita, salah seorang teman yang membawa anaknya malah ingin kembali lagi ke situ karena anaknya Mela suka sekali membaca buku anak-anak.
Perpustakaan yang nyamaaaan banget
Iya, ada banyak buku anak-anak yang disediakan di sana. Saya pribadi malah sempat membaca novel (walaupun akhirnya juga nggak selesai dan akhirnya malah berlanjut pesen novel tersebut secara online 😁).

Saking nyamannya perpus ini, si Princess Debo lebih bersedia menginap di situ dibanding di penginapan kami 😂.

Seblak yang yumm! 😋
Hari berikutnya, di sela-sela jam istirahat dari tugas negara, kami menyempatkan diri mampir ke sebuah kedai yang menjual seblak. Kebetulan, Princess Debo pengen banget ngerasain yang namanya seblak dan tak jauh dari penginapan kami ada Rumah Seblak. Kami semua memesan seblak dengan variasi paket yang berbeda-beda. Isi paket bergantung pada jumlah kombinasi bahan yang dicampur di seblak. Seingat saya, perbedaanya hanya tentang isi siomay, batagor, dan ceker 😀. Harganya cukup terjangkau, hanya Rp15.000,00 per porsi dengan ukuran porsi yang cukup mengenyangkan. Rasanya juga lumayan laah dengan harga segitu untuk satu porsi.

Mendung dan hujan terus menemani selama saya dinas ke Bandung kali ini. Pada sore menjelang malam, tentu setelah tugas negara diselesaikan, kami pergi ke Pasar Cisangkuy. Konon itu salah satu tempat kuliner terkenal di Bandung. Di sana, kami membeli yoghurt di sebuah tempat makan bergaya cafe. Untuk makanannya, saya yang saat melihat ada tukang lumpia basah, langsung mau makan lumpia basah. Tapi, tukang lumpia basah berada di luar toko. Jadilah, kami tetap memesan es yoghurt dan ngemil lumpia basah 😄. Saat menyantap lumpia basah itulah saya baru tahu kalau lumpia basah sangat berbeda dengan lumpia kering *yaiyalaaaah 😝. Maksud saya, tak hanya dari segi kulit luar lumpia saja yang berbeda, tetapi juga dengan isiannya. Lumpia basah berisi toge yang dikasih gula merah, iya betul, gula merah! 😁 Saya memang agak norak karena baru kali ini makan lumpia basah. Tapi rasanya endesss banget koook. Jadi, pengen nyoba lagi nantiiiii.. 

Selesai kulineran sederhana, kami bergegas kembali ke penginapan. Beberapa teman memilih menginap di tempat lain. Beberapa (termasuk saya) bertahan menginap di sana dan memilih pulang ke rumah keesokan harinya. Besoknya, daripada bingung memilih kendaraan untuk kembali, saya dan Mba Rita kemudian memilih naik kereta pagi menuju Bekasi. Sekian cerita dari tugas Bandung, see you on the next workventure! 😁
Running track di Gasibu

2 komentar:

  1. Uang negara untuk travel blog ya. AKhirnya nulis lagi, biar dinasnya makin seru, Rin :D

    BalasHapus
  2. Sambil menyelam minum air, Num.. sekalian buat laporan :p

    BalasHapus