|
Ombaknya jauh di tengah |
Setelah
mondar-mandir melihat kamar dan berdiskusi, akhirnya kami memilih dua kamar
yang terletak berdampingan. Ada fasilitas kamar mandi di dalam, televisi, DVD
player, dan AC. Jauh sekali dari kesan backpacking ya? :P Yaa setelah
berdiskusi, kami memilih kamar dengan fasilitas ini karena kami telah menempuh
perjalanan yang cukup jauh. Jadi sebaiknya juga kami menginap di tempat yang
nyaman juga untuk beristirahat. Eh, tapi kami ke sini memang untuk jalan-jalan
sampai lelah, bukan? :p. Yaa lumayan lah, kamar kami dingin, setidaknya
fasilitas AC yg paling bermanfaat bagi kami. Sisanya, televisinya warnanya
nggak jelas, DVD player? Colokannya justru kami gunakan untuk men-charge alat
narsis kami alias kamera dan ponsel :D
|
Pantau UG siang hari |
Sesampainya
di kamar, para cewe langsung rempong membersihkan diri, sholat, dan
bersiap-siap menjelajah. Para cowo? Hmmm…sepertinya kelelahan langsung menempel
di tubuh mereka sehingga mereka lebih memilih untuk hibernasi di kamar. Emang
dasar saya sudah gatal ingin main di pantai. Selesai sholat, saya langsung
mengajak Hanum untuk lebih dulu ke pantai, kami nggak mandi dulu :D. Lia dan
Ageng belum bersiap karena mereka ingin mandi dulu *rajin banget siih* :p. Oh
iya, sebelum ke pantai, kami juga rempong mengoleskan krim sunblock atau
sunscreen, apapun namanya, fungsinya untuk mencegah kulit dari pengaruh buruk
sinar matahari. Awalnya saya cuek saja tidak memakai krim itu, tetapi setelah
saya pikir-pikir, daripada sepulang berlibur kulit saya jadi belang, kan nggak
keren :p. Saat memakai sunblock, sempat bertanya kepada yang lain mengenai jumlah SPF yang digunakan dalam produk yang kami gunakan masing-masing. Saya pun
sempat meminta sunblock Hanum, padahal sebelumnya sudah memakain sunblock milik
sendiri. Sunblock saya SPF-nya 30 ditambah sunblock hanum yang SPF-nya 30.
Jadi, totalnya saya menggunakan sunblock dengan SPF 60…hahahha..sepertinya
penjumlahan matematika tidak berlaku dalam pemakaian sunblock yang lebih dari
satu kali :D.
|
Airnya surut |
|
Di atas kumpulan karang |
Sesampainya
di pantai, ternyata laut sedang surut. Banyak karang yang terlihat di permukaan
laut. Selain itu, ombak pun hanya dapat dilihat dari kejauhan. Saya dan Hanum
mulai menyusuri pantai seolah menyapa penghuni-penghuninya. Kami juga sempat
melihat dan memotret bintang laut, rumput laut, dan permukaan laut yang
terlihat hijau karena rumput laut dan lumut di karang. Kami sebenarnya sudah
ingin ke tengah laut untuk menghampiri ombak, apa daya di tengah perjalanan
menuju ke tengah, kami malah bertemu ular laut.. Heran, nggak pacet, nggak ular
laut, kenapa jalannya sembarangan siiiih?-___-“ Tak lama, Ageng dan Lia
menyusul. Kami lantas pergi ke sebuah kumpulan batu karang yang cukup besar. Berlompatan,
berjinjit, diselingi gurau dan canda. Saya sampai lebih dulu di karang,
melambai-lambai ala nakhoda yang baru turun dari kapal nyasar ke arah mereka :p.
Karang ini terlihat agak berbeda dari kejauhan, setelah saya dekati, ternyata
karang ini sepertinya berasal dari cangkang kerang-kerang yang ada di laut.
Saya masih melihat bentuk cangkang kerang tersebut di permukaan karang. Tidak
semua permukaan karang seperti itu memang, tetapi sebagian besar karang yang
ada di ujung hampir semuanya tertutup cangkang kerang.
Setelah
mencapai karang paling ujung, kami berfoto dengan pose yang berbeda-beda. Dari
mulai gaya foto model amatir sampai gaya super hero dan kami tidak pernah
kehabisan gaya. Antara norak dan narsis memang beda tipis :p. Sampai kemudian kami
menyadari, sudah cukup lama kami bermain. Kami pun memutuskan untuk kembali ke
tepi pantai. Tampaknya, matahari pun
semakin garang memancarkan sinarnya. Saat berjalan, tiba-tiba saya dan Hanum
melihat boat terparkir dengan manisnya. Ide licik pun langsung melintas di
benak kami. Yak, kami berniat untuk foto di boat itu. Hanum saya persilakan
untuk lebih dulu saya foto. Baru satu kali jepret dan berniat pindah posisi,
saya melihat tulisan bahwa boat itu dilarang dinaiki. Sudah nasib, saya pun
mengurungkan niat untuk berfoto di sana. Eh, ternyata Ageng dan Lia cuek saja
walau sudah saya beritahu mengenai peringatan tersebut. Dengan konyolnya mereka
malah minta difoto dengan gaya maling :D.
|
Bukan saya pelakunya :p |
|
kabur sebelum ketahuan yang punya :D |
Kami
melanjutkan berjalan menyisiri pantai menuju penginapan. Di tengah jalan, ada
aja kejadian konyolnya. Entah kenapa, tiba-tiba Hanum mengalami kram di
kakinya. Lia sang pemijat handal pun langsung mengeluarkan jurus-jurus
pamungkasnya. Kami yang berkerumun berempat terlihat seperti tukang pijit
dadakan yang baru saja membuka panti pijat di pinggir pantai :p. Karena sudah
terlanjur duduk-duduk (Hanum bahkan sampe tiduran) di pinggir pantai. Kami
melanjutkan kegiatan narsis kami lagi, yak..foto-foto :D. Dimulai dari ucapan salah
seorang di antara kami yang merasa kulitnya menjadi lebih gelap, kami pun
berinisiatif membuktikan kulit tangan dan kaki siapa yang paling putih, haha…
Nggak penting memang, tapi jujur saja, memotret tangan dan kaki ini juga pernah
kami lakukan sebelumnya. Hmm..mungkin perbuatan ini bisa disebut kamseupay juga sih.. Biarin lah,
yang penting kami senang :p.
|
siapa paling putih? :p |
|
siapa paling hitam? :p |
|
pertolongan pertama pada kram |
Berfoto itu
memancing kreativitas, setidaknya, itu bagi kami. Setelah kami berfoto dengan
pose macam nggak penting seperti tadi, kami justru mendapat ide untuk foto
sambil tengkurap *ide kreatif macam apa pula ini :D*. Ide ini mungkin
terinspirasi dari video-video klip penyanyi dengan latar pantai yang indah.
Untung saja, kami tidak berniat untuk membuat video klip lagu di situ :p. Tapi,
benar loh, hasilnya tidak mengecewakan. Seperti berfoto di studio foto beneran
*ngarep* :D. Selesai berfoto-foto dan sampai di depan penginapan. Kami mampir
ke sebuah warung. Baru terasa di sini, ternyata bermain di pantai itu membuat
kami lapar. Ya iya lah ya, kami terakhir makan kan pukul tujuh. Itu pun hanya
diisi lontong. Kurang nampol :D. Kami lantas memesan mi instan di warung.
Sluurrp..mi ini terasa lebih nikmat dari biasanya, mungkin karena saya memang
lapar :D.
|
model wanna be :p |
|
ala studio alam |
Selesai mengisi
perut dan tiba di penginapan. Mulailah kami membuat rusuh di kamar para cowo.
Ada yang berniat membangunkan, ada yang justru memotret-motret yang sedang
tidur nyenyak *sumpah, iseng banget :p*, ada juga yang sibuk mengobrak-abrik
cemilan. Intinya sih hanya ingin memberi tahu kalau mau makan, silakan ke
warung depan untuk beli mi instan :D. Kami pun bersiap-siap untuk destinasi
selanjutnya, Pantai Pangumbahan. Sejak di warung, saya sudah mengajukan diri
untuk pergi ke Pangumbahan dengan berjalan kaki. Saya ingin menikmati
perjalanan ini. Setelah didiskusikan bersama, karena saya keukeuh sumekeuh
ingin berjalan kaki :p, Ageng akan menemani saya. Hanum juga tadinya ingin
ikut. Tapi kemudian diputuskan dia akan menyusul ke Pangumbahan dengan Lia dan
para cowok dengan si avanza silver. Kira-kira pukul 15.00, saat matahari sedang
cakep-cakepnya, kami pun melangkah demi menyaksikan pesona lain yang ada di pantai
yang jauhnya sekitar tujuh kilometer dari penginapan ini.
|
berjalan di tepi pentai.. *nyanyi* :D |
Pacet sama ular hidupnya di alam, jadi terserah dia mau jalan sembarangan, alam rumahnya dia, haha :P
BalasHapusBarangkali pacet dan ular penggemar setia ririn kali ya. Ada di mana-mana layaknya paparazzi mengejar idolanya :p
BalasHapusSaya pikir trilogi... tapi kyanya masih ada lanjutannya nih kisah.. smoga kluarnya gak tahun depan..huehuehue
BalasHapus