Liburan
dan pantai. Hmmm..surga banget dengernya walau baru sebatas ucapan. Sudah lama
saya dan Ageng merencanakan untuk pergi ke Ujung Genteng. Kami pernah
merencanakan pergi ke UG pada bulan Juli ini dengan backpacking, ngecer, plus
tidur di tenda atau penginapan yang paling murah :p. Tiba-tiba rencana berubah,
awal Juli yang tadinya disepakati sebagai hari H untuk berangkat ternyata justru
menjadi waktu yang dipenuhi dengan kesibukan kami masing-masing. Salah seorang
teman, sempat ngambek dan puasa ngobrol dengan saya :P.
Kemudian,
rencana berubah, kami akhirnya berniat untuk rafting di Citarik pada weekend di
pertengahan Juli. Rencana ini muncul dari Juned dan Hanum yang (katanya) sudah
searching dan survey :p. Lagi-lagi, di tengan jalan, kami menemui kendala.
Berdasarkan informasi dari yang sudah searching di internet, ternyata untuk
rafting biayanya tidak semurah yang sebelumnya dibayangkan, hahaha.. Bukan
rafting-nya sih yang mahal, melainkan penginapannya. Tadinya kami memang ingin
menginap, tapi ternyata selain penginapan mahal, rafting yang paling lama pun hanya
membutuhkan waktu 2 jam, setelah itu, kami mau ke mana? Setelah dipikir-pikir,
kami pun memutuskan untuk membatalkan rencana rafting. Bahkan, kami juga sudah
hendak membatalkan rencana liburan kami.
Kami
memang mencari paket dan tempat liburan yang menyenangkan dan tentu saja, murah
:D. Akhirnya, dengan ide gabungan dari orang yang berminat rafting dan berminat
ke UG tersebut, jadilah rencana untuk pergi ke UG pada weekend pertengahan
Juli. Awal rencana pun masih begitu random. Jumlah orang yang ikut belum dapat
dipastikan, tempat menginap, bahkan jalur perjalanan pun masih belum dicari
infonya. Belum lagi masalah izin-izinan. Tetep loh ya, ternyata di tengah
perjalanan, salah satu personel yang berangkat ternyata belum meminta izin
keluarganya, padahal dia yang berisik nyuruh personel lainnya untuk minta izin.
Eerrr… -_____-“.
Kami
grasak-grusuk mulai mencari info penginapan, jalur, dan destinasi menarik yang
ada di UG justru beberapa hari sebelum hari H. Hari H pun tiba. Sesuai
kesepakatan, dua cowok (Ail dan Juned)
direncanakan sudah tiba di tempat kumpul lebih awal. Lia akan bareng Ageng.
Hanum baru bisa datang setelah menyelesaikan deadline (yang biasanya sampai
pukul 9 malam). Saya, menunggu mereka semua menjemput saya di rumah :D. Menyusahkan betul ya? :P Tapi ya begitulah,
saat itu saya dapat izin bersyarat dari orang tua. Syaratnya adalah saya harus
dijemput di rumah. Kenapa? Karena hari itu, baik papa maupun adik saya tidak
ada di rumah. Kalau salah satu ada di rumah, sudah pasti saya diantarkan sampai
ke tempat berkumpul. Yaaa..begitulah rempongnya jadi anak perempuan
satu-satunya di keluarga *curcol* :p. Imbasnya, teman-teman saya yang harus menjemput
saya, maaf yaa teman-temaaaan… :D
Persiapan
keberangkatan teman-teman saya termasuk rempong. Karena ternyata ada personel
yang di tengah perjalanan sudah mengalami mabuk (nama dirahasiakan :p).
Bagaimana dengan saya? Apakah saya hanya santai-santai saja menunggu di rumah?
Ternyata, TIDAK. Di antara personel lainnya mungkin saya adalah yang paling
rempong di hari itu. Sampai hari H (Jumat) saya bahkan belum packing sama
sekali. Hari itu, seperti biasa saya sampai di rumah pukul 18.00. Di komplek
rumah (yang bertetangga dengan saudara-saudara saya) ternyata pada hari itu
sedang tidak banyak orang. Saya pun ditugaskan untuk menjaga Oyi karena ibunya
belum pulang. Atas iming-iming kuaci, Oyi mau saya ajak ke rumah. Dan benar
saja, sampai di rumah Oyi langsung minta makanan yang diiming-imingi “Oyi mau waci.. Oyi mau waci..”
katanya. Jadilah saya membukakan kuaci satu per satu untuknya, tapi tetep aja kuaci
yang dia makan lebih cepat habis daripada kuaci yang sudah saya bukakan -____-“. Kemudian, karena saya harus sholat,
saya pun menyetel televisi untuk mengalihkan perhatiannya dari kuaci, tentu
dengan rayuan-rayuan juga. Aha! Untungnya, film Shaun the Sheep kesukaan Oyi
juga sedang ditayangkan :D.
Abis sholat..
panik! Saya belom packing!! Saya pun harus membujuk Oyi untuk ikut dengan saya
ke lantai atas (karena baju dan peralatan saya ada di lantai atas). Kali ini,
Oyi langsung menurut. Sepertinya dia memang suka main di lantai atas (padahal
dulu dia pernah jatuh di tangga lantai atas, ternyata dia nggak trauma
loh..hebat! *kasih jempol buat Oyi*). Di lantai atas, karena pada dasarnya Oyi
adalah anak yang tidak bisa diam, dia pun mulai berkeliling di kamar saya. Dari
jauh, dia sudah menunjuk-nunjuk boneka doraemon besar yang ada di kamar saya
sambil bilang “bolaemon..bolaemon.. “, tapi nyatanya dia tidak berani mendekat (Oyi
takut boneka :p). Sebagai gantinya, saya memberikan dia celengan doraemon saya
untuk mainan Oyi sementara saya menyiapkan baju dan peralatan. Wuss..wuss…saya
ambil baju dan perlengkapan secepat mungkin. Karena tujuan liburan kali ini adalah pantai, saya memilih membawa baju-baju berwarna gelap untuk mencegah terlihatnya bagian yang tidak perlu dilihat :P. Tiba-tiba, PRAAK. Yak, celengan
doraemon saya PECAH! Padahal kan terbuat dari plastik -____-“ Yasudahlah, secepatnya saya
selesaikan mem-packing. Saya pun lanjut membujuk Oyi untuk turun. Walaupun agak
sedih celengan saya pecah, tapi yaa saya ikhlaskan saja. Ada hikmahnya juga
sih, saya jadi tidak perlu ke ATM untuk mengambil uang karena bisa mengambil dari
celengan :D.
Celengannya pecaaah.. T.T |
Isinya dikuras :p |
Di rumah,
mama belum pulang juga! Padahal dia
tadinya mau membuatkan bakwan untuk bekal perjalanan. Rencananya saya memang
akan membawa lontong dan bakwan. Tapi…yang sudah tersedia dan siap bawa hanya
lontongnya. Sempat bengong sebentar di dapur, ada bisikan-bisikan juga untuk
membuat bakwan dengan tangan saya sendiri, hahaha.. Namun, saya urungkan
bisikan tersebut. Yah..daripada akhirnya malah tidak bisa melanjutkan
perjalanan gara-gara keracunan makanan? :p. Tak lama berselang, mama pulang
juga. Si mama kaget karena saya masih juga memakai kostum kantor tadi pagi. Mama
juga tadinya berniat untuk tetap membuatkan bakwan, tapi saya cegah karena
melihat kondisinya yang sepertinya sudah kecapekan. Itu sudah pukul 21.30 dan
saya..belum ganti kostum. :D
Sudah
ganti kostum, sudah membereskan barang bawaan, tinggal menunggu kabar. Yak,
ternyata para personel kumpulnya molor (yang tentu saja menjadi) molor juga penjemputan
ke rumah saya. Ditambah lagi, menurut beberapa saksi, jalanan kalimalang hari
itu ternyata macet cet cet! Saya menunggu dengan mama sambil menonton televisi-leyeh-leyeh-tidur-kebangun-ketiduran
lagi-kebangun-ngemil-ganti saluran tv-melongok ke arah pagar. Entah berapa kali
aktivitas tersebut saya ulangi selama saya menunggu komplotan penjelajah yang
beluuuuuum juga sampai rumah. Sampai akhirnya, pukul 24 lebih sedikit, keliatan
juga mobil Avanza silver di depan pagar. Aheeeeey!!! Jadi Liburaaaaan!!!!
*jingkrak-jingkrak* Penantian panjang yang berbuah rasa girang :D. Sampai sini
dulu ceritanya, nantikan postingan berikutnya mengenai cerita kami dalam
perjalanan menuju Ujung Genteng. ;)
sebut nama aja, pake disembunyiin.. :P
BalasHapusyang mabuk namanya LIA...
BalasHapushahhaha..yasudah, kalau gitu.. nama personel yang mabuk itu sebut saja Lia :D
BalasHapusmaksudnya, nama sebut saja Bunga.. :D
BalasHapusgimana saudari Lia, apakah anda ada komentar? :p
BalasHapusSiapa tuh Lia? Pasti cantik ya orangnya... :))
BalasHapus