Sudah lama ya, saya tidak membuat tulisan di sini, baik sekadar corat-coret, maupun tulisan yang sudah saya rencanakan sebelumnya.
Hari ini, saya sebenarnya tidak berencana untuk menulis di blog. Saat sedang mengerjakan revisi data untuk tesis, tiba-tiba saya merasa ingin menulis di sini. Entah menulis tentang apa. Mungkin sekadar curcol, atau hanya sekadar ingin bercerita...
Tanggal ini, setahun yang lalu... Untuk pertama kalinya saya merasakan kehilangan yang begitu besar. Rasa kehilangannya...melebihi rasa sakit ketika diputusin atau ketika tau cowok yang diam-diam saya taksir ternyata sama sekali tidak tertarik sama saya...hahaha...
Oke, maaf kalau ada humor dalam tulisan yang sebenarnya agak serius ini. Semata-mata untuk menetralisasi mata agar tidak terus-terusan mendung..
Iya, setahun yang lalu... saya kehilangan salah satu orang terdekat dalam hidup saya. Kalian yang pernah merasakan kehilangan orang tua, mungkin tahu rasanya...
Seperti tidak percaya.. atau mungkin antara sadar dan tidak sadar... Ini nyata atau tidak... Sebesar apa rasa sedih saya, mungkin tak cukup mampu saya jelaskan dengan kata-kata... Tapi rasa kehilangan itu, dalam sekali...
Hari itu beberapa hari sebelum bulan Ramadhan. Saya dan keluarga terbiasa makan es buah semangkuk untuk semua anggota keluarga: saya, adik, mama, dan papa. Dan saat papa tak lagi makan bersama kami, ada yang kurang. Ada yang kosong. Selama bekerja, papa sering sekali pergi ke luar kota dalam rangka tugas kantor. Saya kadang merasa bahwa beliau masih tugas ke luar kota. Beberapa kali saya sempat memanggil mama saya, tetapi lalu tak melanjutkan bertanya. Karena yang ingin saya tanyakan saat itu adalah "Ma, kapan sih Papa pulang?" Saat itu saya menyadari bahwa kadang-kadang saya lupa kalau papa memang sudah tidak ada.
Dan saat ini, saat saya kembali menulis selintas ingatan saya tentang papa, air mata saya terus saja terurai. Saya hanya menulis sedikiit sekali ingatan saya tentang beliau dari sekian banyak yang sudah beliau berikan untuk saya.
Mungkin, tak pernah cukup balasan yang dapat saya berikan untuk beliau. Bernilai sebagai balasan pun saya rasa tidak akan pernah cukup. Hanya doa yang saat ini bisa saya berikan. Dan saya percaya, insya Allah pasti sampai kepada beliau. Aamiin.
PS: Pa, insya Allah sebentar lagi Rin lulus. Doakan rin, adik, dan mama dari sana ya... Rin kangen papa...
I feel you Rin. Ayo semangaaat selesaikan tesis :D
BalasHapusmakasih infonya,,
BalasHapussangat menarik dan bermanfaat,,
mantap