Hai hai...
Udah lama ya nggak ada tulisan baru di blog ini. Sebenarnya sih, ada banyak
yang mau ditulis, tapi kali ini saya mau menulis tentang seseorang sekalian
tulisan ini juga sebagai hadiah atas kelulusannya J.
Wulan.
Sebenarnya, saya sudah mempunyai seorang sahabat juga yang bernama Wulan,
seorang sahabat yang saya kenal sejak saya belum mulai masuk SD. Namun, bukan
Wulan itu yang saya maksud dalam tulisan ini. Wulan yang saya maksud adalah
seorang sahabat yang saya kenal persis dua tahun yang lalu, saat saya mulai
masuk kuliah di magister linguistik.
Awal
perkenalan saya dengan Wulan sebenarnya tidak ada yang istimewa. Saat itu,
semua maba dari jurusan linguistik dikumpulkan untuk bertemu dengan Kaprodi
Linguistik. Ada beberapa orang juga yang saya salami, tetapi saya kemudian tahu
kalau mereka semua mengambil pengkhususan Pengajaran, sedangkan saya mengambil
pengkhususan Bahasa dan Budaya. Dan, Wulan adalah orang pertama yang saya tahu
mengambil pengkhususan yang sama dengan saya. Saat itu saya bahkan tidak
menyangka bahwa akhirnya kami bisa dekat dan kemudian bersahabat sampai hari
ini.
Walaupun
sepertinya tak ada yang istimewa dalam cerita-cerita kami selama menghadapi
perkuliahan. Setelah saya pikir-pikir, kami bisa menjadi dekat sepertinya
karena keadaan. Ketika semester pertama berjalan, kami masih bisa sekelas
dengan teman-teman dari Pengajaran dan Penerjemahan. Sama seperti umumnya
mahasiswa, mereka senang sekali makan bersama, pergi ke perpustakaan bersama, bahkan
mungkin juga jalan-jalan bareng. Kenapa saya sebut ‘mereka’? Karena saya dan
Wulan tidak termasuk di dalamnya..haha.. Saya? Saat itu saya masih bekerja,
jadi bisa dipastikan saat itu saya menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-
pulang-kuliah-pulang) atau lebih tepatnya kungan-kungan (kuliah-ngantor-kuliah-ngantor)
apeeuu nih bahasa.. hahaaha.. Bagaimana dengan Wulan? Ya, Wulan memang tidak
kuliah sambil bekerja seperti saya. Namun, sepertinya waktunya habis untuk
mengerjakan tugas dan belajar. Yes, menurut saya, Wulan termasuk mahasiswa yang
pinter dan udah pastiii rajin (ciee..haha..)
Yang menurut saya unik dan mungkin miris adalah, Wulan cukup sering
mengajak saya makan siang bareng, beberapa kali saya iyakan, tapi sepertinya
lebih banyak saya tolak karena saya juga harus buru-buru balik ke kantor, maaf
yaa Wulaaan.. :D
Kalau saya
ceritakan semester demi semester, mungkin tulisan ini akan jadi sangaaaaaat
panjang. Jadi, sebaiknya saya jelaskan saja intinya di bagian ini, hahaha...
Kenapa persahabatan selama dua tahun ini begitu istimewa sampai saya merasa
perlu menuliskannya di blog saya? Seistimewa itukah waktu 2 tahun itu?
Hahaha... Nggak terlalu istimewa sebenarnya karena saya juga punya sahabat yang
sudah kenal lebih dari 5 tahun bahkan lebih. Persahabatan ini unik menurut
saya. Baru kali ini saya mempunyai seorang sahabat yang dalam dua tahun ini
mengalami metamorfosis yang luar biasa. Kayak kupu-kupu yaaa? Hahaha.. Bukan,
saya bukan mau membahas tentang kupu-kupu kok, masih tentang sahabat saya,
Wulan.
Pertama
kenal, kami sama-sama belum tahu daerah asal masing-masing. Kemudian, akhirnya
saya tahu bahwa sampainya dia di Depok ini juga merupakan keputusan yang
diambilnya dalam memulai jalan yang baru (ishhh..beraaat bahasanya, tapi memang
demikian adanya, biar ini menjadi rahasia kami berdua..hihi..). Saat itu,
setahu saya, dia belum memiliki hubungan dengan laki-laki mana pun, walaupun
juga sempat bercerita tentang laki-laki di masa lalunya (eaaaa..). Kemudian,
semester berikutnya, jeng..jeng... tau-tau dia lamaran! Dan yak, cara, situasi,
dan keadaan ketika dia memberitahu kabar itu sungguh antimainstream. Cukup di
ruangan kosan dia, saat saya terburu-buru meminjam sesuatu (seingat saya sih
saya ingin meminjam buku), dalam keadaan dia masih pake baju piyama,
menyampaikan kabar itu setengah bengong kayak orang ngomong sendiri, terus jadi
panik sendiri. Kalau diingat-ingat lagi, saya pasti ngakak. Sungguh “momen
jeger” yang aneh. Saya sendiri jadi bengong sendiri, kok bisa-bisanya nggak ada
cerita naksir-naksiran apalagi pacaran eh tiba-tiba lamaran? Tapi yaaah..
mungkin itulah jodoh.. (aseeeek..)
Berikutnya,
Wulan menikah. Di Cirebon. Itu adalah kali pertama saya pergi ke luar kota
hanya demi menghadiri suatu acara pernikahan. Di sana, tebak kami tidur di
mana? Di kamar pengantin. Yak, baru kali itu pula saya mengalami tidur dan
cerita-cerita dengan mempelai wanita padahal besoknya dia akan ijab qabul.
Sebenarnya saya nggak lama sih cerita-cerita pada malam itu, karena capek, saya
keburu ketiduran. Sepertinya perbincangan antara Wulan dan Ageng berlanjut
hingga dini hari.
Metamorfosis
Wulan ternyata amat pesat (apeeuu.. hahaha). Kabar bahagia lainnya, Wulan
hamil! Alhamdulillah.. dia masih tetap semangat berkuliah dalam keadaan hamil.
Semakin semangat malah menurut saya. Anaknya pasti pinter banget karena selalu
diajak ngedengerin ceramah profesor hampir tiap hari. Saya juga sempat
mengelus-elus perut Wulan saat itu. Ikutan seneng karena saya akan jadi
tantee..
Saat Wulan
hamil, kami sudah mulai jarang bareng. Keadaan saya tidak memungkinkan untuk bermain dan berlama-lama di kampus. Wulan
memahami keadaan saya. Saat itu,Wulan adalah satu-satunya teman sekelas yang
saya beritahu tentang keadaan saya, tentang alasan saya beberapa kali harus
bolos kuliah, dan alasan saya sulit sekali berkonsentrasi mengerjakan tugas.
Dan, dengan alhamdulillah, Wulan tetap bersedia menjadi sahabat baik saya. Saat
hamil, Wulan sempat bahkan sering meminta saya untuk mengizinkan dia bermain ke
rumah. Saya yang saat itu juga mengkhawatirkan keadaan dia yang sedang hamil,
tentu saja tidak memperbolehkan. Bukan apa-apa, rumah saya memang sangat jauh
dan agak sulit membayangkan dia mengalami perjalanan sejauh itu dalam keadaan
hamil. Maaf yaa Wulan..
Selanjutnya,
berita sedih datang dari Wulan. Allah ternyata lebih sayang bayinya jadi segera
mengambilnya sebelum ia dilahirkan. Laksmi namanya, saya baru tahu kemudian saat
membaca blognya. Saya ikut sedih. Sedih karena saya juga tidak bisa berada di
sisinya saat dia berada dalam masa-masa sulit seperti itu. Sedih pula karena
saya juga secara tidak langsung sudah merasakan keberadaan Laksmi selama ini.
Sedih karena setelah lama saya tidak menghubungi Wulan, justru kabar tersebut
yang saya dapatkan. Namun, saya percaya bahwa Allah memang menakdirkan yang
terbaik untuk hamba-hamba-Nya termasuk juga untuk Wulan dan Laksmi. Laksmi akan
jadi tabungan untuk Wulan, insya Allah nanti Laksmi yang akan menyambut Wulan
di syurga.. aamiiiin..
Saya bangga
karena punya sahabat seperti Wulan. Dengan cepat ia bangkit. Meski tentu sangat
tak mudah. Akhirnya, dengan peluh keringat dan air mata atau mungkin berdarah-darah
Wulan berhasil menyelesaikan tesisnya tepat waktu! Alhamdulillaaaah... selamat
ya Wulaan..:) Saya ikutan bangga, meski saya sendiri belum menyelesaikan si “T”
itu (hiks! Pokoknya coming soon! :D).
Masih banyak lagi pengalaman bersama Wulan yang sepertinya tak akan bisa saya ceritakan satu per satu. Tak bisa saya jabarkan dalam tulisan ini. Namun, pengalaman, kenangan, dan cerita tersebut akan tetap saya ingat dan simpan dalam sanubari saya (tsaaaah... haha..) Walaupun mungkin persahabatan ini baru berumur dua tahun, masih belum ada apa-apanya, tapi dua tahun ini benar-benar memberi banyak pengalaman berharga untuk saya. Mungkin juga, tidak banyak perubahan yang "tampak" dari diri saya selama dua tahun ini. Namun, dua tahun ini merupakan fase hidup yang tidak akan mungkin saya lupakan. Dua tahun ini begitu banyak peristiwa saya alami, begitu banyak pengalaman dan pelajaran yang saya ambil. Meski tak terlihat jelas, tapi saya merasa dalam dua tahun ini ada banyak perubahan dalam diri saya. Semoga perubahan itu terus terjadi untuk ke arah yang lebih baik tentunya. Aamiin..
Terima
kasih untuk persahabatan yang indah, unik, dan berarti ini. Terima kasih untuk setiap
pelajaran dalam persahabatan ini. Maaf untuk salah atau khilaf yang mungkin
menghiasi setiap jengkalnya. Dan, Selamat! Selamat menjadi M. Hum, linguis atau
ahli bahasa Cirebon. Selamat melanjutkan perjalanan dalam menggapai
mimpi-mimpimu yang lebih tinggi lagi :)
Tulisan
khusus untuk sahabat baik saya, Wulan Affandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar